"Di Indonesia, bisa dikatakan baru Sun Life yang mau membuka unit khusus syariah untuk kategori perusahaan asuransi jiwa, selebihnya belum ada," kata Chief Distribution Officer PT Sun Life Financial Indonesia Elin Waty di Jakarta, Jumat.
Ia mengemukakan, kurangnya penetrasi pada unit syariah ini membuat pangsa pasar yang tergarap menjadi kurang dari satu persen. Sementara total kedalaman bisnis asuransi di Indonesia mencapai lima persen.
"Di satu sisi ini kabar positif, artinya prospek ke depan sangat terbuka sekali. Namun di sini lain memberikan petunjuk bahwa unit syariah harus bekerja keras dalam mengedukasi masyarakat," katanya.
Untuk itu perusahaan asuransi tersebut telah menginvestasikan sejumlah dana untuk memperluas jalur keagenan unit syariah.Perusahaan asal Canada ini telah memiliki 20 orang agen asuransi syariah yang tersebar di beberapa kota di Indonesia diantaranya Jakarta, Bandung, Palembang, Semarang, Cirebon dan Makassar.
Pengembangan unit syariah ini juga dimaksudkan untuk persiapan perusahaan mendirikan perusahaan asuransi syariah secara mandiri.
"Sesuai aturan Otoritas Jasa Keuangan, nantinya unit syariah tidak boleh bergabung, tapi harus berdiri sendiri menjadi suatu perusahaan," katanya.
Perusahaan itu berhasil membukukan premi sebesar Rp57 miliar pada 2013 atau tumbuh 46% dibandingkan 2012 sebesar Rp39 miliar. Perusahaan yang memulai unit syariah sejak 2010 ini telah membagi hasil tahap pertama pada awal 2014.
Sun Life Financial memiliki dua produk syariah yakni Brilliance Hasanah Sejahtera (BHS) dan Briliance Hasanah Protection Plus (BHS Plus).
BHS adalah produk asuransi jiwa dan investasi dengan pembayaran berkala untuk mencapai kebutuhan keuangan di masa depan, sedangkan BHS Plus adalah produk asuransi unit linked kontribusi tunggal yang dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan perlindungan jiwa dan investasi.
(SDP-68)
Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014