Harga minyak dunia saat ini 84 dolar AS perbarel bahkan ada yang 80 dolar AS perbarel. Pemerintahan SBY mengurangi subsidi karena harga minyak dunia saat itu lebih dari 100 dolar AS perbarel,"

Jakarta (ANTARA News) - Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas menegaskan menolak rencana pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak bersubsidi karena tren harga minyak dunia sedang turun.

"Harga minyak dunia saat ini 84 dolar AS perbarel bahkan ada yang 80 dolar AS perbarel. Pemerintahan SBY mengurangi subsidi karena harga minyak dunia saat itu lebih dari 100 dolar AS perbarel," kata Ibas di Gedung DPR, Jakarta, Kamis.

Dia menegaskan saat ini harga minyak dalam keadaan stabil sehingga patut dipertanyakan rencana pengurangan subsidi BBM.

Menurut dia, saat ini kondisi perekonomian Indonesia cenderung melambat pasca pelaksanaan Pemilu dan pembentukan kabinet.

"Tidak ada hal yang mendesak untuk menaikkan harga BBM bersubsidi," ujarnya.

Ibas juga mewacanakan meminta penjelasan pemerintah terkait apa alasan pemerintah menarik subsidi tersebut. Menurut dia, kebijakan pemerintah itu jangan sampai membuat kondisi masyarakat semakin sulit karena berkorelasi dengan sektor lain.

"Saya tidak mau ada kenaikan harga BBM bersubsidi tapi tidak dipikirkan kemungkinan lain. Karena itu harus diiringi dengan program-program yang langsung bersentuhan dengan masyarakat," ujarnya.

Ibas menilai jangan sampai rencana kenaikan harga BBM bersubsidi itu seolah-olah pemerintah mencari tambahan dana untuk program yang dicanangkan pemerintah yang menjadi janji kampanye.

Pemerintah direncanakan menaikkan harga BBM bersubsidi pada bulan November 2014 namun belum disebutkan besaran kenaikan tersebut.

Sementara itu pemerintah sudah meluncurkan Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Indonesia Pintar (KIP), dan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) sebagai pengalihan subsidi BBM tersebut.

Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014