Singapura (ANTARA News) - Harga minyak, yang mengalami penurunan tajam awal pekan ini, naik di perdagangan Asia pada Kamis setelah stok AS meningkat lebih kecil dari perkiraan, menghidupkan kembali optimisme tentang permintaan di konsumen minyak mentah utama dunia.

Patokan AS minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember naik 18 sen menjadi 78,86 dolar AS per barel, sementara minyak mentah Brent untuk Desember naik 13 sen menjadi 83,08 dolar AS di perdagangan sore.

Keuntungan itu menambah kenaikan yang terlihat pada Rabu sore di perdagangan New York, ketika WTI melonjak 1,49 dolar AS dan Brent naik 13 sen.

Sanjeev Gupta, kepala minyak dan gas Asia-Pasifik di perusahaan konsultan bisnis EY, mengatakan data persediaan positif yang dirilis Rabu "menyediakan beberapa bantuan".

Departemen Energi AS (DoE) mengatakan persediaan bertambah sebesar 500.000 barel dalam pekan yang berakhir 31 Oktober, jauh lebih sedikit daripada 2,2 juta barel yang diperkirakan oleh para analis.

Persediaan di terminal Cushing, Oklahoma yang diawasi ketat, jatuh 600.000 barel, dan stok bensin merosot sebesar 1,4 juta barel, melampaui perkiraan penurunan sebesar 300.000 barel.

Data juga menunjukkan kilang-kilang beroperasi pada 88,4 persen dari kapasitas mereka, dibandingkan dengan 86,6 persen minggu sebelumnya, menunjukkan semakin banyaknya permintaan minyak di ekonomi terbesar dunia itu.

Rebound harga minyak terjadi setelah aksi jual besar-besaran pada Selasa yang mengirim WTI ke tingkat penutupan terendah sejak Oktober 2011 dan Brent ke tingkat terendah sejak Oktober 2010.

Penurunan tajam itu dipicu setelah produsen utama Arab Saudi memotong harga untuk minyak mentah yang dijual ke pasar AS.

Para analis menafsirkan tindakan tersebut sebagai upaya untuk mempertahankan pangsa pasarnya karena menghadapi persaingan dari minyak yang lebih murah dari ladang-ladang serpih AS.

"Dengan tidak adanya suatu peristiwa geopolitik negatif, harga minyak mentah kemungkinan akan terus tetap lemah hingga akhir tahun ini," kata Gupta, demikian seperti dilaporkan AFP.

(Uu.A026)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2014