Benghazi (ANTARA News) - Militer Libya, yang diperkuat oleh pria bersenjata yang setia kepada pensiunan Mayor Jenderal Khalifa Haftar, menghadapi perlawanan sengit dari anggota milisi di berbagai tempat di Kota Benghazi, Libya Timur.
Sejak Rabu (5/11) dini hari, pertempuran sengit yang melibatkan penggunaan berbagai jenis senjata berat terutama terjadi di bagian tenggara, barat dan tengah kota itu, tempat militer berjuang merebut kembali kekuasaan sejak pertengahan Oktober.
"Pasukan khusus dan pasukan batalion halilintar terlibat pertempuran sengit di berbagai daerah --Allaithi dan Bo'atni di sebelah tenggara pusat kota di jalan menuju bandar udara," kata Juru Bicara Angkatan Darat Kolonel Ahmed Al-Mismary.
"Personel militer menghadapi perlawanan sengit dari anggota milisi yang ditempatkan di berbagai daerah di kota tersebut," kata Al-Mismari seperti dilansir kantor berita Xinhua.
Sejak Senin (3/11), sebanyak 32 orang termasuk warga sipil dan prajurit militer telah tewas dalam pertempuran sengit di jalanan antara prajurit militer dan anggota milisi di pusat kota itu. Pada Rabu tujuh orang tewas, kata seorang pejabat di Pusat Medis Benghazi.
Militer pada Senin mengumumkan pengambil-alihan kamp keamanan dan markas yang jatuh ke tangan anggota milisi sejak Juli lalu.
Daerah As-Sabri dan pusat kota Sug Al-Hut pada Rabu menyaksikan pertempuran paling sengit di jalanan sejak awal serangan prajurit militer pada pertengahan Oktober.
Pertempuran di jalan juga berkecamuk di daerah tempat pelabuhan utama kota, pangkalan Angkatan laut, departemen pemerintah dan pasar umum berada tersebut.
Akibatnya, lalu lintas pelayaran sepenuhnya ditutup di Pelabuhan Benghazi, yang menjadi satu-satunya jalur ke luar bagi kegiatan komersial di kota tersebut, terutama setelah penutupan bandar udara pada Mei lalu.
Sejak pertengahan Oktober, sedikitnya 286 orang tewas dalam pertempuran sengit di jalanan antara pasukan pensiunan Mayor Jenderal Khalifa Haftar --yang didukung oleh warga sipil bersenjata-- dan anggota milisi yang menguasai kota tersebut sejak Juli.
Benghazi adalah tempat kelahiran aksi perlawanan pada 2011, yang menggulingkan rejim Muammar Gaddafi. Sejak itu, negara tersebut telah mengalami kevakuman keamanan akibat perpecahan politik dan banyak anggota milisi yang bertikai terlibat pertempuran dalam memperebutkan kekuasaan. (Uu.C003)
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2014