Jakarta (ANTARA News) - Aktris yang melejit melalui film 5cm, Raline Shah, mengaku sering mendapatkan tindakan bullying saat masih duduk di bangku sekolah.
"Saya dari kecil banyak di-bully perempuan, di "gencet" sampai pindah sekolah," katanya dalam acara Let's celebrate young modern Indonesia yang diselenggarakan oleh Pantene, di Jakarta, Rabu malam.
Bahkan, Raline mengaku sempat trauma berteman dengan perempuan dan lebih memilih berteman dengan laki-laki.
Menurut Raline, kompetitor terbesar seorang perempuan adalah dirinya sendiri, bagaimana seorang perempuan bisa lebih baik lagi keesokan hari. Karena menurutnya manusia pasti ada kekurangan, pasti ada yang dapat ditingkatkan, misalnya dari segi kesehatan, keimanan atau banyak hal lain yang dapat diberikan untuk lingkungan.
"Setiap hari perempuan itu harusnya berkompetisi dengan diri sendiri dan memperbaiki dirinya, dari pada hanya melihat 'kiri-kanan'," kata Raline.
Aktris yang juga menjadi Brand Ambassador Pantene ini berpendapat menghakimi orang lain adalah suatu hal yang negatif. Ia selalu melihat bahwa seharusnya perempuan bisa saling mendukung satu sama lain.
"Kalau kita bilang orang lain engga cantik, memangnya itu membuat kita lebih cantik? Engga kan? kita engga improve, kita wasting time dan energi. Seharusnya kita saling mendukung. Toh, dia juga perempuan Indonesia, yang akan membanggakan Indonesia," ujar Raline.
Ia mengatakan perempuan harus berpikiran lebih positif lagi. Dari pada hanya men-judge orang lain, berpikiran positif menurut Raline dapat membuat seorang perempuan menjadi lebih baik lagi.
"Kita harus mengasah diri kita untuk menjadi lebih kuat, lebih positif dan membuat energi positif tersebut ruang untuk tumbuh di dalam diri kita," katanya.
"Kita harus berani beautiful and shine tanpa kita harus memikirkan judgement dari orang lain, jangan meredup-redupkan shine kita hanya untuk membuat orang nyaman, tapi kita harus berani dengan kelebihan kita dan nyaman dengan itu, dan celebrate keunikan kita masing-masing," tambahnya.
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014