Bogor (ANTARA News) - Kunjungan Presiden Amerika Serikat (AS) George W Bush ke Indonesia pada 20 Nopember untuk bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Kepresidenan di Bogor, disinyalir mempunyai agenda terselubung. "Kebijakan luar negeri Amerika Serikat yang dipimpin Presiden George Bush tidak memiliki hati nurani dan banyak membuat kekacauan di berbagai belahan bumi. Kini, giliran Indonesia yang kaya sumberdaya alam (SDA) menjadi sasaran terselubung arogansi AS," kata Presiden Mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB), Jenal Abidin di Bogor, Senin. Penilaian itu disampaikan melalui pernyataan sikap BEM IPB ketika melakukan aksi demonstrasi menolak kunjungan Bush ke Indonesia yang dipusatkan di kawasan Tugu Kujang, Senin. Sekitar 100 mahasiswa IPB melakukan aksi unjuk rasa dan "happening art" di Jalan Raya Pajajaran, Senin, menolak kehadiran Presiden AS George W Bush di Istana Bogor. Aksi unjuk rasa berlangsug sejak pukul 09.30 hingga pukul 13.00, mulai dari pertigaan Tugu Kujang hingga pertigaan dekat Pangrango Plaza, salah satu pintu gerbang untuk masuk kawasan Kebun Raya Bogor (KRB), dimana terdapat "helipad" untuk helikopter yang menerbangkan Presiden Bush saat berkunjung pada 20 Nopember 2006. Semula, para mahasiswa berkumpul di dekat pelataran parkir "Botani Conventions Hall". Setelah massa atribut terkumpul, massa bergerak di pertigaan di dekat Tugu Kujang dan melakukan orasi dari atas mobil bak terbuka. Orasi yang dilakukan secara bergantian tersebut meneriakkan penolakannya terhadap rencana kunjugan George W Bush ke Bogor. Sementara sejumlah massa mahasiswa lainnya, ada yang memegang spanduk serta ada yang karton bertuliskan penolakan terhadap rencanana kunjungan George W Bush ke Bogor. Dalam pernyataan sikapnya, Presiden Mahasiswa IPB, Jenal Abidin, menyebutkan, kebijakan luar negeri Amerika Serikat yang dipimpin Presiden George Bush tidak memiliki hati nurani dan arogan, yang berakibat pada kehancuran sejumlah negara, seperti Irak, Afganistan, Libanon, Palestina, Sudan, India, serta beberapa negara berkembang lainnya. Sasaran terselubung arogansi AS yang mengincar SDA Indonesia, katanya, akan membuat kerugian ekonomi, politik, dan sosial, sehingga faktor itu, menurut mahasiswa, seharusnya menjadi pertimbangan Presiden Yudhoyono dan wakil Presiden Jusuf Kalla untuk tidak menerima kunjungan George Bush. Sayangnya, kata mahasiswa, SBY-JK dinilai terlalu lemah untuk menolak dominasi Bush.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006