Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan kredit perbankan di tahun 2007 akan kembali mencapai 18 persen bila kondisi ekonomi makro Indonesia di semester kedua tahun 2006 ini akan terus bergulir hingga tahun 2007. "Bila kondisi-kondisi yang `favorable` di semester II tahun 2006 ini bisa terus berlangsung hingga tahun 2007, kita perkirakan pertumbuhan kredit perbankan 2007 bisa kembali ke 17 - 18 persen per tahun," kata Direktur Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan BI, Muliaman D Hadad, usai Seminar Sosialisasi Kebijakan Perbankan Terkini, di Jakarta, Senin. Dia mengatakan, sejak semester II tahun 2006, sesuai dengan dugaan kegiatan ekonomi sudah menggeliat lagi yang dapat dilihat dari tingkat inflasi yang terkendali, tingkat suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) yang terus menurun, dan nilai tukar rupiah yang cenderung stabil. Muliaman pun memprediksi, hingga akhir tahun 2006 ini, pertumbuhan kredit perbankan akan mencapai 12 - 13 persen bila jumlah rata-rata dana kredit yang dikucurkan sebesar Rp15 triliun per bulannya tetap terpenuhi. "Jadi dengan demikian sebetulnya masih ada peluang bagi kita untuk bisa mencapai target pertumbuhan kredit lebih tinggi di akhir tahun 2006 dan di tahun 2007," katanya. Dia mengatakan, target pertumbuhan kredit sebesar 13 persen di akhir tahun 2006 dan 18 persen di akhir tahun 2007 bisa terwujud karena sepanjang pengamatan dan diskusi dengan para bankir, keinginan mencari nasabah kredit cukup besar. Mengenai tingkat kredit bermasalah (Non perfoaming Loan - NPL), Muliaman mengatakan, target NPL akhir tahun ini setidaknya sama dengan awal tahun 2006 tetap berada di bawah lima persen yakni sekitar 4,7 - 4,8 persen. "Tahun 2006 lalu kita memulai dengan sangat berat akibat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) pada Oktober 2005, tetapi dengan apa yang sudah kita saksikan setelah semester II tahun 2006 ini, kita akan menjadi lebih optimis," katanya.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006