Jakarta (ANTARA News) - Ketua Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Zaenal Abidin, mengatakan alarm di beberapa bandara yang pernah digunakan untuk mendeteksi virus MERS dan SARS dapat digunakan untuk deteksi dini virus Ebola.
"Seperti penanggulangan penyakit MERS dan SARS beberapa waktu lalu, fasilitas itu juga dapat digunakan untuk deteksi suhu tubuh sebagai deteksi dini Ebola," katanya usai bertemu Plt Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama di Jakarta, Rabu.
Ia mengatakan penanggulangan virus Ebola menjadi perhatian seluruh dunia sebab hingga saat ini sudah ribuan korban meninggal dunia.
Termasuk di Indonesia kata dia, sejumlah kasus yang masuk kategori "suspect" Ebola sudah ditangani di sejumlah rumah sakit di daerah.
"Meski hasilnya negatif, tapi seluruh pihak harus siap menghadapi penyebaran wabah ini," tambahnya.
Untuk kalangan dokter kata dia, IDI sudah menerbitkan prosedur tetap yang akan digunakan para dokter untuk menanggulangai virus Ebola.
Plt Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengatakan seluruh rumah sakit sudah diminta siaga untuk menghadapi wabah Ebola yang berpotensi masuk ke Indonesia melalui Jakarta.
"Saya tidak tahu rumah sakit mana saja yang punya fasilitas penanganan, tapi seluruh rumah sakit sudah kami minta siaga," katanya.
Berdasarkan data WHO, penyakit demam berdarah ebola berpotensi menyebar dan memiliki angka kematian tinggi yakni sekitar 90 persen.
Terdapat beberapa cara penularan virus Ebola, antara lain melalui kontak langsung dengan darah, cairan tubuh, dan jaringan yang terinfeksi.
Wabah Ebola telah melanda desa-desa terpencil di Afrika Tengah dan Barat. Hingga saat ini belum ditemukan vaksin atau pengobatan khusus untuk penyakit ini.
Pewarta: Helti Marini Sipayung
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014