Jakarta (ANTARA News) - PT Garuda Indonesia (Garuda) memperkirakan, kinerja perseroan hingga akhir tahun ini masih merugi sekitar Rp400 miliar atau lebih kecil dari tahun lalu sebesar Rp688 miliar. "Karena itu, kami berani memprediksikan, setelah sejumlah transformasi bisnis dan efisiensi, tahun depan sudah BEP (Break Event Poit/Titik impas, red)," kata Dirut Emirsyah Satar saat menjelaskan Komitmen PT Garuda Indonesia untuk tetap melayani Bali, di Jakarta, Senin. Selain itu, katanya, BEP itu akan tercapai setelah pemerintah jadi mengucurkan Penyertaan Modal Pemerintah (PMP) Rp1 triliun. Kendati begitu, tegas Emirsyah, tanda-tanda perbaikan kinerja antara lain sudah terlihat dari makin turunnya kerugian. Dicontohkannya, hingga Oktober 2006 ini sudah mencapai Rp330 miliar atau lebih rendah dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp524 miliar. Direktur Keuangan Garuda, Alex Maneklaran menjelaskan, persoalan utama yang mendera BUMN Penerbangan ini selain soal tingginya harga bahan bakar juga, biaya perawatan pesawat dan modal kerja. Ditanya soal kepastian pertemuan restrukturisasi utang dengan kreditur ECA, Emirsyah menegaskan, akan dilakukan dalam waktu dekat. "Semua utang dan persoalan Garuda akan dibawa. Hanya formatnya kayak apa usulan kami, masih rahasia," kata Emirsyah. Pada bagian lain, Emirsyah juga mengakui, pihaknya telah mencapai kesepakatan dengan kreditur PT Angkasa Pura (AP) I dan II. "Utang dengan mereka telah disepakati jadi konversi saham 1,5 persen dengan AP I dan II, 47 persen dengan AP II untuk total utang senilai 33 juta dolar AS," kata Emirsyah. Sedangkan dengan pihak lain, seperti pinjaman dalam bentuk "Mandatory Convertible Bond" (MCB) sekitar 160 juta dolar AS kepada PT Bank Mandiri sudah diputuskan untuk ditunda pembicaraan konversinya hingga dua tahun. Saat ini utang Garuda mencapai sekitar 791 juta dolar AS, sebanyak 510 juta dolar AS utang ke Export Credit Agency (ECA), 130 juta ke pemegang surat utang (promissory notes), dan sisanya kepada Bank Mandiri dan PT Angkasa Pura I dan PT Angkasa Pura II. Garuda dalam waktu dekat akan bertemu kembali dengan kreditor ECA untuk mencari pola penyelesaian utang.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006