Misalnya banyak hal yang mempengaruhi suplai pasar domestik, seperti masalah logistik,"

Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perdagangan Rahmat Gobel mengatakan "blusukan" ke Pasar Induk yang dilakukanya beberapa waktu lalu membuatnya membuka mata tentang permasalahan yang dihadapi para pelaku perdagangan di lapangan.

"Misalnya banyak hal yang mempengaruhi suplai pasar domestik, seperti masalah logistik," katanya di Kementerian Perdagangan, Jakarta, Selasa.

Ia melihat kondisi komoditas dagang yang kualitasnya menurun saat akan dijual karena proses distribusi yang terhambat akibat beragam alasan, misalnya cuaca.

"Yang bisa dijual seratus, saat sampai di pasar hanya ada sembilan puluh, harga pun harus disesuaikan sehingga meningkat," tukas dia.

Ia berjanji akan memperbaiki sarana dan prasarana agar kualitas dari komoditas pasca panen sampai ke pasar tetap terjaga maksimal yang berujung pada kestabilan harga.

"Itulah gunanya blusukan," kata dia.

Pada kesempatan yang sama, Rahmat memaparkan laporan ekspor dan impor Indonesia pada September 2014.

Dia mengemukakan Kementerian Perdagangan akan terus berupaya meningkatkan ekspor dengan terus membangun daya saing yang kuat di dalam negeri.

"Kami juga akan mengevaluasi kebijakan-kebijakan yang bisa disempurnakan untuk meningkatkan efisiensi," ujar dia.

Total ekspor September sebesar 15,3 miliar dolar AS dengan ekspor nonmigas mencapai 12,7 miliar dolar AS dan ekspor migas sebesar 2,6 miliar dolar AS.

Sementara itu, nilai ekspor Indonesia selama Januari-September 2014 mencapai 132,7 miliar yang terdiri dari ekspor migas sebesar 23,4 miliar USD dan ekspor nonmigas sebesar 109,3 miliar USD.

Total impor Januari hingga September tahun ini mencapai 134,4 miliar USD, turun 4,3 persen dibanding tahun lalu. Impor migas mencakup 33 miliar USD, sementara impor nonmigas senilai 101,4 miliar USD. (SDP-85/A029)

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014