Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum DPP Partai Golkar, Jusuf Kalla, menyatakan partainya tetap memberikan dukungan secara kritis, objektif dan profesional kepada pemerintah. "Kami akan memberikan kritik-kritik yang objektif, karena hanya dengan begitu bangsa ini akan bisa menjadi lebih baik," katanya dalam sambutan pada pembukaan Rapimnas II Partai Golkar di Jakarta, Senin. Jusuf Kalla mengatakan dia tidak bisa memisahkan dua posisi yang kini diembannya, yakni wakil presiden dan ketua umum partai pemenang Pemilu 2004. "Karena itu, sebagai partai yang berada di dalam koalisi besar, Partai Golkar harus memiliki peran-peran kenegaraan yang signifikan. Tetapi koalisi yang baik tentu harus saling menghargai. Kalau begitu, Partai Golkar akan tetap komit dan konsisten," katanya. Mengenai hubungan Amerika Serikat (AS), Jusuf Kalla menganggap negara adidaya satu-satunya di dunia itu adalah "kawan", meskipun terdapat banyak perbedaan, terutama menghadapi masalah Irak, Israel, dan Iran. Dalam acara yang berlangsung meriah di sebuah hotel megah di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, itu hadir pula mantan Ketua Umum DPP Partai Golkar Akbar Tandjung, mantan petinggi ABRI Jenderal (Purn) Feisal Tandjung dan sejumlah mantan menteri era Soeharto. Dalam kesempatan itu, Jusuf Kalla memberi penghargaan pilkada berstatus luar biasa kepada koordinator wilayah dan ketua DPD-I Partai Golkar di tiga provinsi yang memenangi lebih dari 60 persen proses pilkada yakni Provinsi Kepri, Riau, dan Jambi. Penghargaan pilkada berstatus biasa juga diberikan Jusuf Kalla kepada korwil dan ketua DPD-I Partai Golkar di 12 provinsi, seperti Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Barat dan Jawa Timur. Ali Mazi yang belum lama ini dinonaktifkan dari posisinya sebagai gubernur Sulawesi Tenggara terkait dengan kasus dugaan korupsi perpanjangan Hak Guna Bangunan (HGB) Hotel Hilton diberi kepercayaan oleh panitia untuk membacakan Ikrar Golongan Karya Panca Bhakti. Menurut Ketua Panitia Rapimnas II Partai Golkar, Firman Soebagyo, Rapim kali ini membicarakan tiga agenda utama, yakni konsolidasi partai, pembicaraan masalah paket UU Parpol dan pernyataan politik. Namun, kata Firman, dinamika politik yang berkembang saat ini seperti soal evaluasi dukungan politik dan soal prombakan kabinet dan sebagainya bisa saja dibicarakan. "Secara spesifik Rapimnas II kali ini tak mengagendakan soal reshuffle kabinet atau pencalonan Presiden dan Wapres pada Pemilu 2009," katanya. Rapimnas II Partai Golkar yang berlangsung hingga 16 November itu diikuti oleh 278 peserta dari DPP dan DPD Partai Golkar seluruh tanah air tanpa mengikutsertakan DPD II kabupaten dan kotamadya. (*)
Copyright © ANTARA 2006