Jakarta (ANTARA News) - Sekretaris Fraksi Partai Golkar, Bambang Soesatyo meminta pemerinta tidak menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi karena jika dinaikkan harga kebutuhan pokok akan naik yang akan menambah penderitaan rakyat.
"Kebijakan Presiden jika maniakan harga BBM bersubsidi sekrang, maka ini jelas-jelas menyakiti rakyat dan sulit diterima akal sehat," kata Bambang di Jakarta, Selasa.
Pemerintah akan menaikkan harga BBM bersubsidi ketika harga minyak di pasar internasional sedang mengalami penurunan. APBN-P 2014 mengasumsikan harga minyak 105 dolar AS per barel, sementara harga minyak saat ini di kisaran 82 dolar AS per barel.
"Logikanya, kalau pun tidak mau menurunkan harga BBM bersubsidi, Presiden Jokowi setidaknya harus punya keberanian dan kemauan politik untuk mempertahankan harga pada level yang berlaku sekarang demi melindungi rakyat," katanya.
Bambang mengatakan, jika BBM dinaikkan maka tidak ada jaminan para menteri ekonomi dari Kabinet Kerja mampu meredam dampak negatif dari naiknya harga BBM bersubsidi.
"Kenaikan harga BBM akan diikuti dengan naiknya harga barang dan jasa, utamanya harga komoditi kebutuhan pokok dan tarif jasa angkutan penumpang pada semua moda transportasi. Ketidakmampuan para menteri meredam dampak negatif itu akan semakin menyengsarakan rakyat," sebut Bambang.
Menurutnya, bantuan non tunai lewat penerbitan berbagai Kartu Sakti tidak akan mengurangi penderitaan warga miskin karena lonjakan harga barang dan jasa biasanya jauh lebih tinggi. (zul)
Pewarta: Zul Sikumbang
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014