Bogor (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta akses teknologi informasi dan komunikasi bagi masyarakat diperluas dan dipercepat, sehingga masa depan bangsa menjadi lebih cerah. Pernyataan itu disampaikan Presiden Yudhoyono saat mencanangkan pembentukan Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional di Istana Bogor, Senin. Presiden mengatakan, akses teknologi informasi dan komunikasi sangat penting dimiliki masyarakat, terutama di sektor pendidikan, guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan peningkatan "good governance" (pemerintahan yang bersih dan berwibawa-red.). Menurut Kepala Negara, tantangan besar harus dihadapi untuk membangun teknologi informasi dan komunikasi di masyarakat karena masih banyaknya desa, sekolah, pusat kesehatan, dan kantor pemerintahan yang belum terlayani jaringan telekomunkiasi yang tetap. Presiden menyebutkan 43 ribu desa belum memiliki jaringan telekomunikasi tetap, sedangkan 31.173 SMP dan SMA serta 2.428 perguruan tinggi juga mengalami hal yang sama. Nasib yang sama juga dialami 28.504 pusat-pusat kesehatan, seperti rumah sakit, rumah bersalin, dan pukesmas serta kantor-kantor pemerintahan di pusat dan daerah juga belum memiliki jaringan telekomunikasi. Selain itu, lanjut Presiden Yudhoyono, juga penting dibangun kemampuan masyarakat dalam menggunakan teknologi informasi dan komunikasi, sehingga pada 2009 masyarakat Indonesia tidak lagi tertinggal dari negara lain. Presiden mengatakan penggunaan telepon seluler di Indonesia saat ini mencapai 65,4 juta jiwa. Meskipun sudah banyak, kondisi ini masih jauh dari yang diharapkan. Sementara pemilik komputer pribadi tercatat sebanyak empat juta orang dengan pengguna Internet sebanyak 16 juta orang. Presiden mengharapkan berdirinya dewan ini bisa menjadi komite percepatan dan identifikasi masalah serta perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di Indonesia. Dewan ini, katanya, bertugas menyiapkan cetak biru dan peta jalan perkembangan informasi teknoklogi dan komunikasi serta melakukan pengkajian dan penyelesaian masalah-masalah strategis. Dikatakannya dewan ini sangat penting menyingkronkan dan menyinergikan kebijakan yang dikembangkan departemen dan lembaga pemerintah pusat dan daerah dengan pengguna teknologi informasi yang lain, seperti dunia usaha industri dan perguruan tinggi. "Karena SDM kita terbatas dan mahalnya teknologi ini, maka sayang kalau masing-masing mengembangkan teknologi informasi dan komunikasinya tanpa sinkronisasi dan sinergi sehingga hasilnya tidak optimal," katanya. Hadir dalam acara itu Menkominfo Sofyan Djalil, Menko Perekonomian Budiono, Menkeu Sri Mulyani Indrawati, Menristek Kusmayanto Kadiman, dan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Paskah Suzetta. Susunan dewan ini terdiri dari tim pengarah yang diketuai Presiden dan wakilnya, Menko Perekonomian, tim pelaksana diketuai Menkominfo, dan tim penasehat dari dalam dan luar negeri serta tim mitra yang terdiri dari pemangku kepentingan di bidang industri akademisi, dan praktisi. Usai acara pencanangan ini Presiden mengajak seluruh hadirin berjalan mengelilingi Istana Bogor yang pada 20 November mendatang akan menjadi tempat menerima kunjungan Presiden Amerika Serikat George W. Bush. (*)

Copyright © ANTARA 2006