sekarang ini sudah saatnya mencatat apa yang telah dijanjikan oleh pemimpin...
Jakarta (ANTARA News) - Institute for Policy Studies (IPS) meluncurkan buku berjudul "100 Janji Jokowi-JK" agar masyarakat dan pemimpin terpilih tidak melupakan janjinya semasa kampanye.
"Ini alat yang bisa kita pegang bahwa janji politik bisa kita pegang bersama, bisa kita tagih," kata Direktur Eksekutif IPS Muhammad Tri Andika, saat peluncuran buku tersebut di Condet, Jakarta Timur, Selasa.
Buku tersebut merupakan kompilasi 100 janji Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla dari media massa selama masa kampanye Pemilihan Presiden beberapa waktu yang lalu.
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Fadli Zon, yang juga hadir dalam peluncuran buku tersebut, mengatakan sekarang ini sudah saatnya mencatat apa yang telah dijanjikan oleh pemimpin, baik presiden maupun ketua DPR, agar rakyat bisa mengontrol janji tersebut.
"Janji adalah hutang. Kalau tidak ditagih tidak akan pernah dibayar," kata Fadli.
Menurut dia, Presiden Jokowi harus didukung agar ia dapat merealisasikan janjinya semasa kampanye dulu, seperti misalnya memberi anggaran sebanyak Rp1,4 miliar per desa, menghapus UN dan membangun 10 pelabuhan baru.
Menurut dia, kurun waktu lima tahun sangat pendek sehingga jangan sampai janji tersebut ada yang tidak terealisasi.
"Saya harap Jokowi-JK bekerja semaksimal mungkin merealisasikan janji-janjinya," katanya.
Pakar komunikasi Nurul Arifin berpendapat buku tersebut merupakan dokumentasi sehingga rakyat tidak perlu merasa segan untuk mengkritisi janji-janji tersebut.
Buku setebal 220 halaman itu ditulis oleh Andika dan Subuh Prabowo selaku analis senior IPS dengan kata pengantar yang ditulis oleh Wakil Ketua DPR Fadli Zon.
(SDP-86)
Pewarta: Nathisa Andarningtyas
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014