... kami sudah punya satu patokan... "

Jakarta (ANTARA News) - Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) menetapkan enam parameter bagi calon-calon atlet bulu tangkis yang akan bergabung di Pusat Pelatihan Bulutangkis PBSI, di Cipayung, Jakarta.

"Kami telah membuat sistem dan struktur di dalam pelatnas dan luar pelatnas, yaitu klub. Selama ini kriteria masuk pelatnas belum ada standardnya. Sekarang kami sudah punya satu patokan," kata Kepala Bidang Pengembangan PBSI, Basri Yusuf, seperti dilansir Tim Humas dan Media Sosial PBS, Selasa.

Yusuf mengatakan, enam parameter fisik itu adalah VO2 max untuk mengukur ketahanan, court agility untuk mengukur kecepatan, lompatan vertikal untuk mengukur kekuatan, skipping untuk mengukur koordinasi gerakan kaki dan tangan, sit up untuk mengukur stabilitas fisik, dan push up untuk mengukur kekuatan.

PBSI, lanjut Basri, mempunyai bobot penilaian dari enam parameter fisik yang ditetapkan yaitu bobot 40 persen untuk VO2 max, court agility (15 persen), skipping (15 persen), lompatan vertikal (10 persen), dan bobot masing-masing 10 persen untuk sit up dan push up.

"Kami juga belajar dari kemajuan negara lain yang sudah menerapkan hal ini. Bukan hanya latihan, kami juga mulai memanfaatkan teknologi berupa sains olahraga yang terintegrasi," kata dia..

Dia mengatakan, program PBSI sudah lebih terencana dan sistem metode baku setelah menetapkan enam parameter fisik untuk calon-calon atlet Pelatnas itu.

PBSI akan mulai menerapkan enam parameter itu dalam ajang Junior Masters 2014 yang merupakan kejuaraan pencarian bibit-bibit atlet muda bulu tangkis pada akhir 2014.

"Jika melihat hasil tes fisik dalam Junior Masters 2013, ada pemain yang kuat di VO2 max. Padahal, semua kriteria lain juga penting bagi atlet bulutangkis," kata Wakil Sekretaris Jenderal PBSI, Achmad Budiharto.

Dia berharap semua paramater dapat dipenuhi atlet-atlet muda yang mengikuti Junior Masters 2014 meski bobot fisiknya 30 persen dan teknik 50 persen.

Pewarta: Imam Santoso
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2014