Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antar-bank Jakarta, Senin pagi turun tipis menjadi Rp9.121/9.125 per dolar AS dibandingkan dengan posisi penutupan akhir pekan lalu pada level Rp9.115/9.117 atau melemah enam poin, setelah terjadi ledakan bom kecil di Jakarta. "Ledakan bom itu mengakibatkan pelaku pasar hati-hati untuk memasuki pasar, mereka khawatir akan terjadi ledakan susulan menjelang kedatangan Presiden AS, George W. Bush ke Indonesia," kata Direktur Retail Banking PT Bank Mega, Kostaman Thayib, di Jakarta, Senin. Menurut rencana Presiden AS George W. Bush akan datang ke Indonesia pada 20 Nopember 2006 nanti yang akan disambut Presiden RI di Istana Bogor, Jawa Barat. Menurut dia, rupiah seharusnya bisa bergerak naik melihat pasar cukup positip terutama pengaruh dari eksternal dengan melemahnya dolar AS di pasar regional. Dolar AS mendapat tekanan pasar karena bank sentral China akan melepas cadangan dolar AS yang kini mencapai 1 triliun dolar AS untuk mendukung yen menguat di pasar, katanya. Rupiah, lanjut Kostaman Thayib diperkirakan akan mengalami kenaikan pada sesi berikut, karena pasar makin positip, dan pelaku lokal kemungkinan besar juga akan melepas cadangan dolarnya. Pengaruh positip itu mendorong rupiah bergerak naik, sehingga posisinya yang semula melemah kembali menguat hingga mendekati level Rp9.100 per dolar AS, katanya. Dolar AS di pasar regional melemah dari 117,60 menjadi 117,40 yen, euro naik jadi 1,2850 dari sebelumnya 1,2840, dan sterling menjadi 1,9180 dari sebelumnya 1,9138. Namun, investor Jepang saat ini masih khawatir dengan melemahnya indeks Nikkei yang menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi Negara Sakura itu cenderung melemah. Kekhawatiran atas pertumbuhan ekonomi Jepang itu menyusul terjadinya penjualan sebuah perusahaan besar Jepang baru-baru ini, katanya. (*)
Copyright © ANTARA 2006