Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin pagi menguat tujuh poin menjadi Rp12.078 per dolar AS dibandingkan posisi terakhir pekan lalu di Rp12.085 per dolar AS.
"Laju rupiah melanjutkan penguatan meski tipis seiring dengan ekspektasi positif terhadap data-data ekonomi yang akan dirilis pada awal pekan ini (3/11) oleh Badan Pusat Statistik," kata Kepala Riset Woori Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada.
Ia mengatakan para pelaku pasar uang juga merespons positif pernyataan pemerintah yang akan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) sebelum Januari 2015 untuk mengatasi defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
"Kendati demikian, pelaku pasar untuk tetap mewaspadai potensi penurunan jika data ekonomi domestik tidak sesuai dengan ekspektasi," katanya.
Analis pasar uang Bank Mandiri Rully Arya Wisnubroto juga mengatakan bahwa pernyataan pemerintah mengenai rencana penaikan harga bahan bakar minyak masih menjadi salah satu sentimen positif bagi rupiah.
Menurut dia penerapan kebijakan itu diperkirakan bisa mengurangi defisit neraca transaksi berjalan Indonesia sehingga akan direspons positif oleh investor.
Di sisi lain, lanjut dia, inflasi Oktober yang diperkirakan mencapai 0,5 persen dan perkiraan neraca perdagangan Indonesia periode September membaik juga berpengaruh positif terhadap rupiah.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2014