Kepala SDN Karyamukti, Yusuf, di Cianjur, Senin, mengatakan, sudah hampir dua minggu 70 orang siswa kelas V SDN Karyamukti belajar di tenda darurat karena pihak sekolah tidak mempunyai biaya untuk memperbaiki ruang kelas yang mabruk dan tidak memiliki tempat pengungsian agar siswa ddapat belajar di ddalam ruangan seperti biasa.
"Minimnya dana yang kami miliki, hanya bisa membangun tenda darurat untuk ruang kelas sementara sambil menunggu bantuan karena proses belajar mengajar siswa tidak bisa dipindahkan ke ruangan lain yang sudah penuh. Ditambah kami tidak memiliki ruangan kelas lain yang bisa digunakan," katanya.
Saat ini, pihaknya khawatir jika tenda darurat akan ambruk dan bocor, mengingat curah hujan mulai tinggi disertai angin kencang. Sehingga pihaknya berharap agar Dinas Pendidikan (Disdik) Cianjur, segera memberikan bantuan untuk memperbaiki ruang kelas yang ambruk tersebut.
"Kasihan kalau anak-anak belajar berdesakan di tenda darurat. Belum lagi sekarang musim hujan dikhawatirkan tenda bocor dan kembali ambruk. Semoga saja bantuan tidak lama, agar anak-anak dan guru dapat menjalankan tugasnya dengan tenang dan aman," katanya.
Dia menambahkan, ruangan kelas SDN Karyamukti ambruk pada 16 Oktober, ketika ratusan siswa sedang berada luar kelas karena jam istirahat. Sehingga tidak ada korban jiwa maupun luka-luka. Kejadian tersebut didduga akkibat pergerakan tanah yang kerap terjadi di wilayah tersebut, ditambah pembangunan yang tidak sesuai.
Sementara itu, Pusbindik Campaka, Hery Bangbang Muryono, menyebutkan, telah meminta kepala SDN Karyamukti segera melaporkan peristiwa tersebut pada kepala desa, kecamatan, dialnjutkan ke Disdik Cianjur.
"Kami sangat menyesalkan atas kejadian itu karena bangunan sekolah tersebut tergolong masih baru. Diduga pekerjaan bangunan asal-asalan sehingga cepat ambruk," katanya.
Pewarta: Ahmad Fikri
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014