Pertempuran meletus di beberapa daerah Yaman sejak Houthi, satu kelompok gerilyawan Siah, yang bangkit menjadi satu kekuatan penting dalam beberapa bulan belakangan ini, mengancam stabilitas yang rapuh negara yang berbatasan dengan Arab Saudi, pengekspor minyak terbesar dunia itu.
Pasukan Houthi mengambil alih ibu kota Sanaa September dan menyebar ke Yaman tengah dan barat.
Bentrokan Sabtu itu terjadi ketika gerilyawan yang diperkirakan dari Al Qaida melancarkan satu serangan.
"Dua puluh tentara tewas ketika kelompok Al Qaida menyerang kantor pemerintah dari segala arah dan merampas empat mobil polisi," kata seorang pejabat senior keamanan di Hodeidah.
Ia menambahkan bahwa pihak berwenang pusat tidak menanggapi permintaan untuk memperkuat keamanan di daerah itu. Penduduk di daerah itu mengatakan bentrokan sengit masih berlangsung.
Satu bom bunuh diri Al Qaida menewaskan 33 orang di Provinsi al-Bayda pekan lalu, Beberapa hari kemudian, 30 gerilyawan Syiah dan 16 petempur Sunni dan sekutu suku mereka tewas dalam bentrokan-bentrokan senjata, juga di al-Bayda.
Awal bulan ini, gerilyawan Houthi menguasai Hodeidah, lokasi pelabuhan Hodeidah,terbesar kedua di negara semenanjung Arab yang miskin itu setelah Aden.
Bulan lalu, penduduk dan para pegiat mengatakann para petempur Al Qaida bergerak memasuki al-Odayn, satu kota berpenduduk 200.000 jiwa di Provinsi Ibb, menduduki kantor-kantor pemerintah lokal dan mengibarkan bendera mereka yang berwarna hitam dan putih di tempat itu.
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2014