Kita bentuk koperasi. Melalui koperasi ini, saya nanti bisa hubungkan dengan perusahaan. Kan tidak mungkin pabrik berhubungan dengan orang per orangSurabaya (ANTARA News) - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengimbau petambak garam di Kota Pahlawan agar membentuk koperasi untuk mempermudah akses komunikasi dengan perusahaan penampung garam.
"Kita bentuk koperasi. Melalui koperasi ini, saya nanti bisa hubungkan dengan perusahaan. Kan tidak mungkin pabrik berhubungan dengan orang per orang. Makanya harus dibentuk koperasi," kata Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini di sela-sela melakukan panen raya garam bersama petambak garam di tambak garam di kawasan Romokalisari, Minggu.
Menurut dia, akan sulit bagi petambak garam untuk bisa menjalin hubungan baik dengan pihak perusahaan bila masih berjalan sendiri-sendiri. Karena itu, perlu adanya wadah bagi petani garam.
Momen panen raya garam tersebut memang seperti menjadi kesempatan bagi para petambak garam untuk menyampaikan permasalahan yang mereka hadapi kepada wali kota.
Ketika sesi dialog dengan wali kota, satu demi satu petambak garam menyampaikan keluh kesah dan pertanyaan kepada wali kota perempuan pertama di Kota Surabaya ini.
Keluh kesa itu di antaranya perihal air yang tersumbat karena adanya pelengsengan dan saluran air yang macet. Ada juga petambak garam yang mengeluhkan terpal untuk tambak garam mereka.
"Silakan bapak/ibu tulis semua permasalahan apa yang mau disampaikan. Nanti akan kita selesaikan," ujarnya.
Ketua Dinas Pertanian Kota Surabaya, Djoestamadji mengatakan, pihaknya akan segera berkordinasi dengan dinas terkait untuk menindaklanjuti arahan dari wali kota, di antaranya dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan serta Dinas Koperasi dan UKM perihal pembentukan koperasi bagi petambak garam.
"Ini masih saya pelajarai. Tetapi kami sebenarnya sudah ada pembicaraan dua kali dengan Dinas Koperasi perihal pembentukan koperasi. Juga terkait siapa nanti dari petambak garam yang mau jadi pengurus," kata Djoestamadji.
Selain itu, pihaknya mempunyai program yang jelas untuk petambak garam di Kota Surabaya pada 2015 mendatang. Mulai dari awal pembuatan garam hingga pascapanennya.
"Termasuk juga pembuatan sarana dan pra sarananya. Khusus untuk penyiapan infrastruktur kita bekerja sama dengan Dinas Pekerjaa Umum Bina Marga," kata mantan Kepala Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Kota Surabaya ini.
Sebelum panen garam, perwakilan dari Paguyuban Petani Garam menyampaikan bahwa penerapan teknik membran membuat produktivitas garam rata-rata mencapai 120-150 ton per hektare dengan harga Rp400-450 perkilogram.
Pewarta: Abdul Hakim
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2014