Arosuka (ANTARA News) - Hasil pendataan dan penghitungan sementara aparat pemerintahan Kecamatan Kubung dan Bukit Sundi, Kabupaten Solok, Sumatera Barat, menyebutkan kerugian akibat bencana banjir Jumat lalu mencapai Rp3,9 miliar.

Camat Kubung Feri Hendria di Arosuka, Minggu, mengatakan kerugian materil yang dialami warganya di dua nagari (desa adat) yang dilanda banjir, Selayo dan Koto Baru, berkisar Rp2,1 miliar.

Ia menyebutkan kerusakan itu meliputi barang elektronik, 21 hektare areal persawahan petani, lima ton ikan masyarakat yang hanyut terseret banjir, kerusakan sembilan surau atau mushala, serta sejumlah bangunan gedung SD, SMP dan SMA di wilayah kecamatan berpenduduk 52 ribuan jiwa tersebut yang rusak.

Ia mengatakan dari hasil pendataan aparat pemerintahan kecamatan setempat, dibantu penyuluh pertanian dan perikanan, serta wali nagari Koto Baru dan Selayo, diketahui yang paling banyak mengalami kerugian materil adalah masyarakat yang bermukim di Nagari Selayo.

"Jumlah kerugian di Nagari Selayo Rp1,9 miliar sedang di Koto Baru sekitar Rp200 juta," katanya.

Secara terpisah Camat Bukit, Sundi Zaharman, mengatakan setelah dilakukan pendataan dan penghitungan oleh wali nagari di wilayahnya, jumlah kerugian materil akibat bencana banjir yang terjadi di kecamatan itu sekitar Rp1,8 miliar.

"Kerugian cukup besar yang diderita masyarakat adalah banyaknya barang elektronik yang rusak akibat terendam banjir seperti televisi, komputer, lemari es bahkan sepeda motor," sebutnya.

Terkait hal itu, kata dia, pemerintahan kecamatan Kubung segera melaporkan jumlah kerugian tersebut ke Bupati Solok.

Kendati banjir di wilayahnya sudah mulai surut, kata dia, aparat pemerintahan kecamatan Bukit Sundi mengingatkan masyarakat setempat, khususnya yang bermukim di pinggiran anak Sungai Batang Lembang, untuk senantiasa tetap waspada dengan kemungkinan terjadinya kembali peristiwa banjir.

"Tetap semangat menjalani aktivitas kehidupan sehari-hari, namun juga waspada mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan bila sewaktu waktu banjir serupa kembali terulang," katanya.
(KR-MLN)


Pewarta: Altas Maulana
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014