... penetapan Faridz sebagai ketua umum adalah skenario yang dijalankan sedemikan rupa... "
Jakarta (ANTARA News) - Politisi PPP, Ahmad Yani, merasa dijegal maju sebagai ketua umum DPP PPP dalam Muktamar VIII PPP, di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Minggu dini hari.

"Jelas dong (merasa dijegal)," tegas Yani, seraya meninggalkan arena muktamar, sesaat setelah sidang muktamar menetapkan Djan Faridz sebagai calon tunggal dan terpilih secara aklamasi sebagai ketua umum PPP 2014-2019, di Jakarta, Minggu dini hari.

Yani mengatakan penetapan Faridz sebagai ketua umum adalah skenario yang dijalankan sedemikan rupa.


Dia menilai Muktamar PPP di Jakarta lebih buruk dari Muktamar Surabaya. "Ini lebih buruk dari Surabaya, tidak demokratis. Nanti kita lihat saja apakah ketua umum baru bisa lebih baik ke depan atau bagaimana," kata Yani.

Yani sendiri awalnya ingin berkompetisi sebagai ketua umum melalui voting. Yani mengklaim memiliki dukungan 2/3 DPC PPP.

Tetapi secara tiba-tiba pimpinan sidang muktamar menetapkan Faridz sebagai calon tunggal dan mengajak pendukung Faridz untuk bersholawat.

Sejumlah DPC pendukung Yani terlihat tidak terima dan meneriakkan nama Yani berulang kali, namun suaranya tidak didengarkan.

Pewarta: Rangga Jingga
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2014