Saya pikir teman-teman mau dipercepat sehingga saya langsung aklamasi (keterpilihan Djan Faridz). Ternyata teman-teman mau serius bermuktamar,"Jakarta (ANTARA News) - Ketua DPP PPP yang juga merupakan pimpinan sidang Muktamar VIII PPP di Jakarta, Fernita Darwis menjelaskan sebab kericuhan yang sempat terjadi dalam Muktamar VIII PPP di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Jumat malam (31/10).
"Saya pikir teman-teman mau dipercepat sehingga saya langsung aklamasi (keterpilihan Djan Faridz). Ternyata teman-teman mau serius bermuktamar," kata Fernita kepada pers di Jakarta, Sabtu.
Dia mengatakan pada malam itu seluruh perwakilan DPW sudah menyatakan dukungannya kepada Djan Faridz. Fernita mencoba mempersingkat sidang dengan menyebut Djan Faridz terpilih secara aklamasi, karena agenda acara yang terlalu padat.
Tetapi respon beberapa peserta muktamar adalah tetap menginginkan agenda muktamar dijalankan secara urut.
Menurut Fernita, permasalahan hanya di teknis muktamar bukan substansi aklamasi yang menunjuk Djan Faridz sebagai ketua umum.
Sebelumnya acara Muktamar VIII PPP yang berlangsung di Hotel Grand Sahid Jakarta, Jumat malam mengalami kericuhan sesaat setelah pimpinan sidang membacakan keputusan ditetapkannya politisi PPP Djan Faridz secara aklamasi sebagai Ketua Umum DPP PPP.
Awalnya sejumlah DPW memberikan pandangannya atas laporan pertanggungjawaban DPP PPP periode 2011-2014. Mereka juga menyatakan dukungannya kepada Djan Faridz sebagai Ketua Umum PPP.
Pimpinan sidang Fernita Darwis lalu membacakan usulan poin-poin kesepakatan Muktamar yang salah satunya menetapkan keterpilihan Djan Faridz secara aklamasi sebagai ketua umum.
Sejurus kemudian, sejumlah peserta sidang berteriak bahwa pimpinan sidang telah mengamputasi agenda sidang. Meskipun secara umum seluruh DPW yang hadir menyepakati Djan Faridz terpilih secara aklamasi, namun mereka berharap agenda sidang tetap dijalankan secara utuh.
Akhirnya agenda muktamar kembali dijalankan sesuai jadwal. Menurut Fernita pemilihan ketua umum akan dilakukan Sabtu malam hari ini.
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014