New York (ANTARA News) - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa Bangsa Ban Ki-moon mengutuk keras dimulainya kembali permusuhan antara Tentara Pembebasan Rakyat Sudan (SPLA) dan pasukan oposisi di Bentiu dan Rubkona di Negara Kesatuan, Sudan Selatan.
Ini permusuhan kembali belum lagi pelanggaran serius terhadap Kesepakatan Penghentian Permusuhan dan merusak upaya IGAD yang sedang berlangsung untuk menemukan solusi politik bagi konflik di Sudan Selatan, kata Ban dalam satu pernyataan yang dikeluarkan oleh kantor persnya Kamis malam.
Ban menyerukan Presiden Salva Kiir dan Dr. Riek Machar untuk segera menghentikan semua operasi militer dan mengingatkan mereka atas kewajiban mereka untuk melindungi warga sipil dan menghormati hukum kemanusiaan internasional.
Pejabat PBB itu juga mengingatkan semua pihak bahwa tidak dapat diganggu gugat semua gedung PBB, termasuk UNMISS tempat Perlindungan Sipil, di mana misi saat ini melindungi sekitar 100.000 warga sipil yang terlantar di seluruh pelosok negeri - 49.000 dari mereka di Bentiu saja.
Dia juga mendesak kedua pihak untuk berpartisipasi secara konstruktif dalam perundingan politik yang sedang berlangsung di Addis Ababa dan mendesak mencapai kesepakatan mengenai pengaturan transisi inklusif dan komprehensif, demikian KUNA.
(Uu.H-AK)
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014