Wali Kota Solok Irzal Ilyas di Solok, Sabtu, mengatakan, untuk membersihkan endapan lumpur dan sampah di dalam rumah warga akan lebih mudah menggunakan semprotan air dari mobil pemadam kebakaran dan mobil PDAM.
"Kuatnya semprotan air tersebut akan mampu membongkar unggukan lumpur bercampur tanah yang ada, tapi karena minimnya jumlah mobil damkar, hal tersebut terpaksa dilakukan secara bergiliran, dan diutamakan pada rumah warga yang terparah," katanya.
Ia berharap, walaupun debit air sudah menurun dan terlihat hampir normal kembali, masyarakat tetap waspada akan terjadinya banjir susulan.
Ia mengimbau agar warga menjauhi bantaran sungai yang ada, dan waspada terhadap segala kemungkinan yang terjadi akibat derasnya hantaman air Jumat (31/10), kerena kelabilan tanah bisa saja menumbangkan pohon pohon besar dan tiang-tiang listrik yang ada.
Dari pantuan, dengan peralatan apa adanya beberapa warga di Kelurahan KTK, Simpang rumbio, Aro, dan kelurahan Koto Panjang, sibuk membersihkan sisa-sisa sampah dan lumpur yang memenuhi rumahnya akibat banjir Jumat.
Sampah yang dibawa banjir berupa potongan kayu, plastik dan dedaunan. Sementara itu lumpur bercampur pasir dan tanah tingginya melebihi mata kaki mengisi seluruh bagian rumah.
Banjir yang melanda Kota Solok yang disebabkan hujan lebat menggenangi rumah penduduk di dua kecamatan, Kecamatan Lubuk dan Tanjung Harapan.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Solok, Ori Affilo, Jumat (31/10), mengatakan korban banjir di daerah itu sebanyak 3.084 jiwa yang terdiri atas 870 kepala keluarga (KK).
Para korban banjir berada di Kecamatan Lubuk Sikarah meliouti yakni Kelurahanan KTK sebanyak 1030 jiwa dari 384 KK, IX Korong 1200 jiwa dari 311 KK, Sinapa 400 jiwa dari 70 KK, Aro 250 jiwa dari 42 KK, dan Simpang Rumbio 54 jiwa dari 13 KK.
Di Kecamatan Tanjung Harapan, yakni di Kelurahan Koto Panjang korban berjumlah 150 jiwa terdiri dari 70 KK.
Pewarta: Altas Maulana
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014