Jakarta (ANTARA News) - Kendati pada babak sebelumnya tim pelatnas Asian Games Indonesia sempat mengungguli lawannya tim asing pecatur top dunia dalam pengumpulan poin, namun Indonesia gagal memenangi Dwitarung, setelah pada babak keempat (terakhir), Sabtu di Jakarta, tim Merah Putih kalah 0,5 - 2,5 dari tim tamu.
Dengan hasil hari terakhir tersebut, maka secara total dalam Dwitarung yang mempertandingkan nomor catur cepat dan catur classic itu, tim Indonesia kalah dengan skor 5,5 - 6,5
Kegagalan meraih kemenangan Dwitarung tersebut dipastikan setelah tim Indonesia hanya mampu meraih poin setengah dari hasil remis dari pertandingan babak terakhir antara GM Utut Adianto peringkat 164 dunia dan memiliki (elo rating 2589) melawan peringkat 252 dunia GM Jan Timman asal Belanda (2565).
Sedangkan dua rekannya peringkat 755 dunia GM Susanto Megaranto (2492) dan peringkat 10.062 (2492) MIW Irene Kharisma Sukandar masing-masing kalah dari pecatur Filipina peringkat 306 GM Eugenio Torre (2552) dan pecatur peringkat 5.088 asal Slovenia MIW Jana Krivec (2315).
"Kendati tim kami kalah, hasil ini sudah cukup bagus, ini sebagai ajang ujicoba sebelum atlet berangkat ke Asian Games di Doha, Qatar nanti," kata Ketua Harian PB Percasi Eka Putra Wirya menanggapi tentang kekalahan tim Indonesia setelah partai terakhir Dwitarung, Sabtu.
Hingga pertandingan babak ketiga, Jumat, yang mempertandingkan catur classic, tim Indonesia sempat unggul poin 5-4 atas lawannya tim asing tersebut, namun pada babak terakhir, Sabtu, tim tamu tidak terbendung bahkan tim yang melibatkan tiga pecatur top dunia itu tak terbendung dan mencuri dua poin yang memastikan kemenangan tim asing itu.
Dalam pertandingan, GM Utut yang memegang buah hitam dan lawannya GM Jan Timman keduanya menyepakati remis pada langkah ke-46, sehingga catatan total skor bagi keduanya dimenangi oleh pecatur tuan rumah itu dengan skor 2,5-1,5 setelah GM Utut mampu mencuri satu poin pada pertandingan babak kedua, Jumat.
"Saya sempat unggul sedikit pada permainan hari ini, tapi saya tidak bisa memanfaatkannya, karena beda dengan hari sebelumnya saat saya menang setiap langkah saya berjalan lancar, tapi hari ini saya perlu mikir lama untuk menentukan langkah," kata Utut yang mengaku memakai pembukaan Carokan dan dengan kemenangan totalnya itu dia meraih hadiah 5.000 dolar AS sedangkan lawannya mendapatkan 3.000 dolar AS.
"Lawan memang tidak sembarangan dia telah menunjukkan kelasnya," tambah Utut mengomentari alotnya permainan melawan Jan Timman.
Sementara itu pecatur muda harapan GM Susanto yang memegang buah putih, harus menyerah pada langkah ke-54 dengan pembukaan Ruy Lopez, sehingga dia harus puas dengan hadiah 2.000 dolar AS dan lawannya meraih 3.000 dolar AS sebagai pemenang.
"Saya krisis waktu, tidak bisa main komplikasi karena terlalu sering kena ancaman, padahal saya main tidak terlalu tegang," kata Susanto yang secara total kalah 1,5-2,5 dari lawannya.
Sementara itu lawannya GM Eugenio Torre, mengatakan bahwa Susanto merupakan pecatur muda yang berpotensi untuk menjadi pecatur dunia yang baik.
"Dia sangat berbakat, permainannya cukup tajam, tapi dia harus lebih banyak meningkatkan latihannya, terutama taktik permainan," kata Torre mengomentari tentang lawannya.
"Saya bahagia dan puas bisa memenangi pertandingan ini, saya senang main di Indonesia," tambah Torre.
Sementara itu Irene harus puas dengan 500 dolar AS dimana lawannya Jana Krivec meraih 1000 dolar AS, setelah pecatur putri pelatnas itu, melalui pembukaan Guyko Italian dengan buah putih, menyerah di langkah ke-34.
"Saya kurang ulet, sering meleng, tapi di dwitarung ini saya bisa mengevaluasi bagaimana cara menyerang, saya dapat memetik manfaat dari event ini," kata Irene yang total kalah 1,5-2,5 dari lawannya.
Event Dwitarung berlangsung selama lima hari, dimana hari pertama, Selasa (7/11) mempertandingan nomor catur cepat (Rapid) dan empat hari setelahnya dipertandingkan catur classic.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006