Jakarta (ANTARA News) - Ketua DPP PKB Hermawi Taslim berpendapat, kunjungan Presiden Amerika Serikat (AS) George W Bush ke Indonesia 20 November mendatang menunjukkan posisi negara ini penting di mata AS. "Tidak banyak negara yang dikunjungi Bush. Indonesia penting bukan hanya karena jumlah penduduk yang besar tapi juga karena posisinya strategis," kata Taslim usai acara dialog di Jakarta, Sabtu. Hermawi berharap pemerintah bisa mengambil manfaat sebesar-besarnya dari kunjungan Bush bagi Indonesia, terutama terkait bidang ekonomi dan pendidikan. Di bidang ekonomi, harapan Taslim salah satunya adalah Indonesia bisa kembali meraih pasar komoditas di AS yang telah diambil China. Sementara di bidang pendidikan, Taslim berharap, pemerintah AS tidak mempersulit kembalinya para pelajar Indonesia yang akan melanjutkan pendidikannya. "Banyak pelajar asal Indonesia yang ketika pulang berlibur tidak bisa kembali lagi akibat visanya tidak diperpanjang. Jadinya mereka drop out. Ini tak boleh terjadi lagi," katanya. Taslim menyatakan telah menyampaikan hal itu pada Juru Bicara Kepresidenan Dino Pati Djalal dan telah dijanjikan masalah itu akan dimasukkan dalam materi yang akan dibicarakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan Bush. Sementara itu Wakil Ketua Umum DPPB PPP Ali Marwan Hanan meminta pemerintah lebih mensosialisasikan substansi pertemuan dengan Bush, terutama hasil kongkrit yang akan dicapai nanti dan yang sudah pernah dicapai pada kerja sama sebelumnya. "Pemerintah harus menunjukkan hasil kongkrit pertemuan itu serta melaporkam kemajuan yang dicapai sebelumnya. Kalau tidak, jangan-jangan orang bukannya mencurigai Bush tapi justru curiga pada Presiden Yudhoyono," katanya. Pemerintah sendiri sangat optimis banyak manfaat yang bisa diambil dari kunjungan Bush nanti. "Kita akan menekankan pembicaraan pada isu-isu soft power," kata Dino. Misalnya akan dibicarakan masalah pendidikan, kesehatan yang utamanya menyangkut penanganan flu burung, investasi, bio energi, serta pembangunan sistem peringatan tsunami di sekitar Pulau Jawa. "Kalau isu internasional misalnya soal Korea Utara, Timur Tengah, khususnya Palestina dan Lebanon. Kita ingin segera terwujud negara Palestina yang berdaulat karena Presiden Yudhoyono pernah menyatakan Palestina merupakan induk masalah," katanya. Sementara itu Direktur Amerika Utara dan Tengah Deplu Harry Purwanto menambahkan, pertemuan Yudhoyono dan Bush merupakan puncak dari serangkaian pendekatan yang telah dijalin sebelumnya. "Kita yakin beberapa keinginan kita akan dipenuhi karena sudah ada penjajakan sebelumnya. Pertemuan ini nanti akan menjadi kulminasinya," katanya. AS, kata Harry, merupakan negara anggota donatur dunia yang memiliki kecenderungan tinggi untuk memberi bantuan hibah, termasuk pada Indonesia.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006