Amran tidak nyaman dalam kondisi sistem yang banyak menyimpang saat itu."

Makassar (ANTARA News) - Kejujuran Andi Amran Sulaiman Menteri Pertanian Kabinet Kerja, ternyata telah teruji ketika ia bekerja di PTPN XIV.

"Kala itu sekitar tahun 1997, Amran bertugas sebagai juru bayar pembebasan lahan di Proyek Gula Tinanggea, Kendari, ia mengembalikan sisa uang lebih dari Rp600 juta ke negara, padahal saat itu jika ia mau mengambilnya tak akan ada yang mempersoalkan karena dana pembayaran tersebut sudah dianggap habis," ungkap mantan Direktur PTPN XIV H.M. Ali Arief di Makassar Minggu (26/10).

Ali, yang ketika itu atasan Amran, memperkirakan kejujuran juga yang membuat Amran mengundurkan diri dari jabatan Kepala Bagian Logistik di perusahaan pelat merah tersebut.

"Amran tidak nyaman dalam kondisi sistem yang banyak menyimpang saat itu," ujarnya.

Keputusan Amran untuk terlibat mendukung Jokowi sebagai koordinator relawan Sahabat Rakyat KTI, kata Ali, juga tak terlepas dari kesamaan visi Amran dan Jokowi.

"Mereka sama-sama ingin melihat negara dibangun dengan sistem yang bersih," katanya.

Amran, lanjut Ali, juga merupakan sosok yang cerdas, inovatif, dan mampu memecahkan masalah.

"Saya menjuluki dia sebagai trouble shooter karena setiap kali ada masalah yang pelik ia pasti mampu memecahkannya," urainya.

Ali mencontohkan suatu ketika perusahaan menghadapi masalah serangan hama babi di perkebunan kelapa sawit, dibangun parit mengelilingi kebun.

"Hasilnya, babi-babi itu malah menimbun kembali parit yang dibuat dengan cara menggugurkan tanah di tepi parit," ujarnya.

Amran datang dengan solusi yang sederhana namun efektif.

"Ia memberikan umpan tanpa racun selama dua hari berturut-turut, baru pada hari ke tiga, saat babi-babi mulai lengah, umpan dicampur dengan racun, hasilnya ribuan hama babi mati dan perkebunan terselamatkan," katanya.

Oleh Nurhaya J. Panga
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014