Washington (ANTARA News) - Amerika Serikat Kamis memperingatkan bahwa pihaknya "sangat prihatin" dengan krisis yang berlangsung di Burkina Faso dan mengecam rencana oleh presiden negara Afrika Barat itu untuk mengubah konstitusi.
"Kami percaya lembaga-lembaga demokratis diperkuat ketika pembentukan peraturan-peraturan yang ditaati dengan konsistensi," kata Gedung Putih, setelah para pengunjuk rasa membakar gedung parlemen di Ouagadougou, lapor AFP.
Protes-protes meletus di Burkina Faso setelah pendukung Presiden Blaise Compaore berusaha untuk mengubah konstitusi untuk menghapus batasan masa jabatan dan memungkinkan dia mencalonkan diri untuk memperpanjang 27 tahun pemerintahannya.
Pada Kamis, di tengah kerusuhan meluas, para demonstran menerobos pagar keamanan dan membakar gedung parlemen sebelum menghadapi pasukan yang menjaga rute ke istana presiden.
Pernyataan Gedung Putih, yang dikeluarkan oleh juru bicara Dewan Keamanan Nasional Bernadette Meehan, mendesak semua pihak untuk bertindak damai tetapi menyalahkan kerusuhan pada upaya untuk mengubah aturan pemilu.
"Amerika Serikat sangat prihatin tentang situasi yang memburuk di Burkina Faso, yang diakibatkan dari upaya untuk mengamandemen konstitusi untuk mengaktifkan Kepala Negara petahana mencari periode lain setelah 27 tahun pemerintahannya," katanya.
"Kami menyerukan kepada semua pihak, termasuk aparat keamanan, untuk mengakhiri kekerasan dan kembali ke proses damai untuk menciptakan masa depan bagi Burkina Faso yang akan membangun keuntungan demokrasi dengan susah payah di Burkina Faso."
Pemerintah Burkina Faso telah membatalkan pemungutan suara parlemen untuk mengubah konstitusi, tetapi itu tidak segera jelas apakah ini adalah konsesi sementara atau pengakuan kekalahan dari pihak pemerintah. (AK)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014