Jakarta (ANTARA News) - Rangkaian kehidupan manusia terikat pada takdir yang telah ditentukan Sang Maha Kuasa, termasuk soal cinta. Ketika seseorang amat mengharapkan kekasihnya menjadi pasangan hidupnya, namun takdir tertulis berbeda, tak dinyana ia harus menerimanya.
"Mantan Terindah", sebuah film berdurasi 103 menit hasil garapan sutradara Farishad Latjuba menampilkan tokoh utama bernama Nada (Karina Karim) yang harus menghadapi kenyataan cinta yang berbeda dari harapnnya.
Melalui kemampuan metafisik yang dimilikinya, Nada melihat hubungan cinta bersama kekasihnya, Genta (Edward Akbar) harus kandas. Menyadari takdir Sang Maha Kuasa tak menggariskan hubungan cintanya dengan Genta tak berujung manis, Nada memilih melepaskan cintanya. Sekalipun hati Nada tetap memilih Genta.
Nada yang sempat merasa bersalah karena tak mampu menyelamatkan sang kakak dengan kemampuan metafisik itu awalnya menolak, melihat, mendengar dan merasakan kemampuan itu.
Hanya saja, bagaimanapun kemampuan Nada tak pernah benar-benar hilang. Hingga akhirnya muncul sosok Genta, seorang musisi yang mendedikasikan separuh hidupnya untuk mengejar mimpinya. Ia ingin menjadi musisi yang bisa menginspirasi banyak orang.
Kehadiran Genta kemudian membawa kembali hal-hal yang hilang dari diri Nada. Kemampuan metafisik, kreatifitas dan kepercayaan pada sebuah impian.
Hubungan yang kemudian terjalin antara Nada dan Genta membawa mereka pada sebuah perjalanan mencari, menemukan dan kemudian melepaskan.
Nada mencapai titik di mana ia harus memilih takdir ketimbang cintanya. Karena menurutnya, sebesar apapun kemampuan manusia, ada satu hal yang sudah tertulis dan tak bisa diubah, yakni Takdir.
Secara umum, kisah dalam film ini dikemas ringan sehingga penonton tak perlu terlalu banyak mengerenyitkan dahi.
Marcella Zalianty, selaku produser film itu mengungkapkan, film "Mantan Terindah" mungkin terdengar seperti film drama yang berat. Namun pihaknya sebisa mungkin menggarapnya dengan kemasan pop yang ringan sehingga masih bisa dinikmati semua kalangan.
Marcella pun menolak menyebut film ini mengenai sepasang kekasih yang putus lalu susah "move on". Dia lebih ingin menyebut film ini bercerita tentang takdir dan bagaimana manusia menyikapinya, menerima atau justru berusaha untuk mengubahnya.
"Karakter Nada yang menjadi tokoh utama dalam film ini mengajarkan kita sebagai manusia dalam mengadapi kenyataan dan harapan," ujar dia di Jakarta, Kamis.
Layaknya film drama romantis, adegan-adegan mesra pasangan kekasih tak terhindarkan, kendati tak sama vulgarnya dengan film-film di Barat sana.
Selain Karina Salim dan Edward Akbar, film ini juga dibintangi sejumlah aktor dan aktris lainnya, yakni Ray Sahetapi (sebagai ayah Nada), Tri Yudiman (Ibunda Nada), Salvita Decorte (Sahabat Nada), Hedi Yunus (teman Genta), Fauzi Baadilla, dan Angela Nazar (calon isteri Genta).
Film "Mantan Terindah" akan tayang pada 6 November mendatang di bioskop-bioskop seluruh Indonesia.
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014