Jakarta (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan bahwa diplomasi ekonomi akan menjadi salah satu prioritas kementerian yang dipimpinnya, dengan tujuan untuk menopang kemandirian ekonomi nasional.
"Pilar ekonomi merupakan salah satu prioritas diplomasi luar negeri Indonesia. Diplomasi ekonomi ini bertujuan untuk menopang kemandirian ekonomi nasional," kata Retno Marsudi dalam konferesi pers pertamanya sebagai kantor Menlu RI di Jakarta, Rabu.
Menurut dia, ada beberapa langkah yang akan dilakukan Kementerian Luar Negeri dalam memanfaatkan upaya diplomasi bagi kepentingan ekonomi nasional.
"Hal yang akan dilakukan, pertama, kita akan melakukan perluasan dan peningkatan akses pasar bagi produk-produk Indonesia secara bilateral, regional, maupun multilateral," ujar dia.
Terkait upaya perluasan akses pasar itu, kata Retno, Kemenlu akan membuat pedoman yang akan diberikan kepada semua kepala perwakilan Indonesia di luar negeri untuk meningkatkan diplomasi ekonomi secara lebih terperinci.
"Perlu dipahami oleh semua perwakilan Indonesia di luar negeri bahwa kita harus lebih aktif dalam diplomasi ekonomi. Diplomat dan duta besar Indonesia juga harus blusukan," katanya.
Ia mencontohkan bila ada seorang diplomat atau duta besar Indonesia di luar negeri yang melihat jumlah turis dari suatu negara ke Indonesia mengalami penurunan maka diplomat atau dubes itu harus mencari tahu dan menganalisa penyebab penurunan itu.
"Hal itu bisa dilakukan, misalnya dengan mendatangi perusahaan jasa tour and travel dan memeriksa apakah ada paket wisata ke Indonesia. Bila tidak ada, cari tahu apakah ada alasan tertentu," katanya.
Langkah kedua yang akan dilakukan Kemenlu adalah memperkuat kapasitas dan sumber daya perwakilan Indonesia di banyak "untapped market", yaitu pasar-pasar yang belum tergarap secara optimal, seperti pasar di negara-negara kawasan Afrika.
Retno menyebutkan dalam lima tahun terakhir pertumbuhan rata-rata perdagangan Indonesia dengan negara-negara kawasan Afrika mencapai 25,34 persen.
"Pasar tradisional tidak akan kita tinggalkan, tetapi kita akan masuk ke dalam pasar-pasar yang selama ini belum tergarap secara optimal. Jadi, kita akan terus berupaya untuk menggarap untapped market," kata dia.
Menlu baru itu juga mengatakan pihaknya melakukan upaya diplomasi untuk mendorong investasi asing pada sektor-sektor prioritas Indonesia dan melindungi investasi Indonesia di luar negeri.
"Pemerintah sudah membuat kebijakan untuk mempermudah pengurusan perizinan investasi asing, salah satunya melalui BKPM. Dengan demikian kita berharap upaya untuk mendorong investasi asing pada sektor prioritas akan membuahkan hasil yang lebih baik," ujarnya.
Selanjutnya, Kemenlu RI akan memanfaatkan pembentukan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) untuk memperluas pasar Indonesia di kawasan Asia Tenggara.
"Market Indonesia mencapai 250 juta, tetapi market ASEAN itu mencapai 600 juta. Jadi, kita punya kesempatan untuk memasuki pasar lain yang lebih luas, sebesar 350 juta," katanya.
Ia mengatakan adanya tantangan dan peluang terkait dengan MEA.
"Saya percaya dibalik tantangan, ada kesempatan. Marilah kita melakukan yang terbaik untuk memanfaatkan kesempatan tersebut. Kita harus dapat mengoptimalkan koordinasi kita mengenai apa yang akan kita taklukkan untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN," kata Menlu baru itu.
Retno Marsudi terpilih menjadi menteri luar negeri dalam kabinet pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla dan menggantikan Marty Natalegawa untuk lima tahun mendatang. Ia merupakan menteri luar negeri perempuan pertama di Indonesia.
Sebelum menjadi Menlu, Retno menjabat sebagai Duta Besar Indonesia untuk Belanda.
Pewarta: Yuni Arisandy
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014