Dubai (ANTARA News) - Pemimpin al-Qaida Irak, dalam satu pesan audio yang disiarkan di Internet Jumat, mengancam untuk "meledakkan Gedung Putih".
"Kami mengumumkan hari ini berakhirnya tahap jihad (perang suci) dan dimulainya tahap baru...untuk mengantar proyek kekhalifahan Islam dan memulihkan keagungan Islam," Abu Hamza al-Muhajir mengatakan dalam pesan tersebut.
"Kami bersumpah kami tidak akan istirahat dari jihad kami...sebelum meledakkan rumah paling kotor, yang diberi julukan Gedung Putih itu", sebagai bagian dari pembentukan kekhalifahan yang telah dimulai dengan proklamasi negara Islam di Irak, katanya.
Keaslian dari pesan itu tidak dapat dipastikan secara independen.
"Tempat itu dipilih oleh para mujahidin anda untuk mendirikan negara mereka...tidak lain sebagai batu loncatan untuk melangkah," kata Muhajer, merujuk pada "negara Islam Irak" yang diproklamirkan bulan lalu.
Aliansi gerilyawan Sunni yang dipimpin oleh cabang Irak al-Qaida mengumumkan pembentukan keemiran Islam independen di Irak dalam sebuah video yang disiarkan di Internet pada 15 Oktober, setelah parlemen di Baghdad menyetujui konstitusi federal untuk negara yang dirusak-perang itu.
Dalam pesan Jumat, Muhajer mengatakan ia telah memobilisasi 12.000 petempur untuk negara Islam itu dan sedang mengurus 10.000 (gerilyawan) lagi.
"Saya katakan pada komandan yang setia, yang mulia Sheikh Abu Omar al-Baghdadi: Saya telah menempatkan 12.000 pejuang al-Qaida yang siap melayani negara Islam Irak," kata Muhajer, yang menjanjikan kesetiaan pada emir negara itu.
Pemimpin al-Qaida itu minta pada sebagian besar kelompok gerilyawan Sunni khususnya Tentara Ansar al-Sunna, Tentara islam Irak dan Tentara Mujahidin, untuk nendukung negara yang mencap dirinya sendiri dan menjanjikan kesetiaan pada emirnya itu.
Muhajer menyalahkan Presiden AS George W. Bush, senang dengan kekalahan partai Republik-nya dalam pemilihan pertengahan-masa jabatan yang secara luas dipertalikan dengan keterlibatan AS di Irak, dan mengatakan pasukan AS yang menduduki negara itu telah siap memukul dan lari.
"Musuh sekarang sedang berjalan sambil menyeimbangkan badan di bawah pukulan mujahidin dan bersiap untuk mengepak dan lari," katanya dikutip AFP.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006