"Harus ada perubahan mindset (pola pikir) di kalangan diplomat dalam melakukan diplomasi ekonomi, mereka juga harus ke luar, diplomat juga harus blusukan," kata Retno dalam jumpa pers di Gedung Pancasila Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Rabu.
Menurut Retno, diplomat Indonesia harus bekerja keras melaksanakan amanat Presiden Joko Widodo dalam bidang diplomasi ekonomi.
"Kementerian Luar Negeri akan mendukung perluasan akses pasar untuk produk Indonesia. Untuk itu, Kemenlu akan membuat guidelines (panduan) diplomasi ekonomi untuk semua perwakilan di luar negeri," kata dia.
Oleh kerena itu, diplomat perlu blusukan untuk mengetahui langsung fakta di lapangan terkait hubungan ekonomi Indonesia dengan negara tempatnya bertugas.
"Jika dilihat statistik turis negara itu yang berkunjung ke Indonesia turun, harus segera dianalisa apa penyebabnya. Misalnya, datang ke biro perjalanan, tanyakan apakah mereka menawarkan Indonesia dalam paket wisata mereka, apa yang menjadi kendala mengunjungi Indonesia, dan sebagainya," kata Retno.
Retno memerintahkan perwakilan Indonesia di luar negeri untuk bekerjasama dengan BUMN dan perusahaan swasta yang beroperasi di negara perwakilan itu ditempatkan.
"Di bidang pariwisata, misalnya, bisa menjalin kerjasama dengan maskapai penerbangan," lanjut dia.
Untuk memperkuat diplomasi ekonomi Indonesia, Retno mengatakan Kemenlu akan menggandeng semua pemangku kepentingan seperti Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan Kementerian Pariwisata.
"Saya akan merangkul semua stakeholder yang ada karena politik luar negeri merupakan perpanjangan tangan politik dalam negeri," kata dia.
Retno Marsudi adalah perempuan pertama yang ditunjuk sebagai Menteri Luar Negeri Indonesia. Sebelum ini, diplomat utama Indonesia ini bertugas sebagai Duta Besar Indonesia untuk Belanda.
Pewarta: Azizah Fitriyanti
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014