"Saya pikir ketika abang (Rachmat Gobel) bilang dicalonkan jadi menteri, menteri perindustrian."

Jakarta (ANTARA News) - Sekitar pukul 15.45 WIB, aula kantor yang biasanya sepi pada hari Minggu itu, mulai didatangi beberapa orang yang langsung duduk di kursi sambil menunggu pengumuman nama-nama menteri dalam Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo.

Ada layar televisi LED besar, mungkin sekitar 80 inci, dipasang di pojok tengah aula agar mereka yang datang bisa menyaksikan langsung proses pengumuman menteri baru.

Awalnya tidak banyak yang datang ke ruangan besar PT Panasonic Gobel Indonesia (PGI) di Cawang, Jakarta Timur itu, ketika nama-nama menteri Kabinet Kerja diumumkan.

Kendati demikian, tetap riuh ketika nama Rachmat Gobel akhirnya diumumkan Presiden sebagai Menteri Perdagangan.

"Alhamdulillah," ujar Duco, sapaan Abdullah Gobel, adik bungsu Rachmat, yang berdiri di barisan belakang.

Sejak detik-detik pengumuman nama-nama menteri, pria tinggi besar itu memang memilih berdiri, dibandingkan duduk di kursi yang telah disediakan.

Mungkin dia resah, khawatir nama sang kakak batal disebut, seperti kejadian tahun 2004.

Ketika itu, Rachmat Gobel dipanggil ke Cikeas, dan digadang-gadang sebagai Menteri Perindustrian Kabinet Indonesia Bersatu I.

Duco yang sering mendampingi sang kakak dalam acara-acara resmi perusahaan Gobel, awalnya tidak mau berkomentar, saat ditanya tentang sang kakak.

"Nanti pernyataannya dari Bu Tati saja," ujar pria dua anak itu menyebut nama kakak perempuannya.

Namun, ketika suasana mulai santai dan sepi, menjelang sholat Magrib, Duco akhirnya mau bercerita.

Ia mengatakan dua dari tiga do'anya di Masjidil Aqsa akhirnya terjawab.

"Ketika umroh, Juni lalu, saya berdo'a agar Allah mengizinkan Jokowi menjadi Presiden Indonesia," katanya.

Kemudian, do'a kedua, ia meminta agar Tuhan mengizinkan kakak laki-laki satu-satunya itu menjadi menteri.

"Tapi saya ga sebut, menteri apa. Pokoknya menteri," ujar Duco sambil tersenyum.

Ternyata, lanjutnya lagi, do'a itu harus detail. Karena ia tidak menyangka sang kakak, dipilih Presiden, menjadi Menteri Perdagangan.

"Saya pikir ketika abang (Rachmat Gobel) bilang dicalonkan jadi menteri, menteri perindustrian," katanya.

Kendati demikian, ia bersyukur sang kakak akhirnya dipercaya Presiden baru duduk di kursi Kabinet Kerja. "Tugasnya cukup berat," ujar Duco.

Dalam pembicaraan kakak-adik, Rachmat Gobel telah mempersiapkan si bungsu menjadi penggantinya memimpin perusahaan Gobel yang terkait dengan mitra mereka Panasonic Corporation.

Rachmat menyerahkan kepemimpinannya sebagai Preskom PT Panasonic Gobel Indonesia (PGI) dan PT Panasonic Manufacturing Indonesia (PMI) kepada adiknya itu.

"Saya hanya dititipi, sampai abang menyelesaikan tugasnya di kabinet," ujar Duco.

Menurut dia, pengalihan kepemimpinan itu bukan penyerahan tongkat estafet, karena sesungguhnya kepemimpinan berikutnya ada di generasi ketiga keluarga Gobel.

"Ayah saya ketika akan mangkat, jam segini ini (jelang magrib) hanya berpesan Rachmat sebagai pemimpin (perusahaan), sampai tiga kali," kata Duco.

Oleh karena itu, kendati Rachmat Gobel meninggalkan dunia bisnis, Duco mengatakan akan tetap berkonsultasi dengan sang abang. "Dia juga guru saya," katanya.

Duco berharap abangnya itu mampu menjalankan amanah yang diberikan Presiden dengan baik.

Ketika ditanya tentang do'a ketiga yang diucapkannya di Masjidil Aqsa, Duco mengatakan "Yang ini rahasia ya."

Ia pun berlalu, pamit sebentar untuk sholat Magrib, setelah memberitahu do'a ketiganya itu kepada Antara.

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014