Kita akan bertemu dengan Presiden dan menyampaikan bagaimana pemerintahan Bupati Jefry Noer yang mengecewakan. Kemudian kami akan ke KPK guna mengusut sejumlah dugaan kasus korupsi dan juga akan ke Mabes Polri atas kasus istri Jefry Noer namun di SP3
Pekanbaru (ANTARA News) - Empat dari lima warga Kabupaten Kampar, Riau, melakukan aksi jahit mulut kemudian berangkat ke Jakarta untuk bertemu dengan Presiden Jokowi guna melaporkan kondisi daerahnya.
"Berangkat hari ini dengan menggunakan Bus ALS dari Pekanbaru. Tujuan ke Jakarta adalah untuk bertemu dengan Presiden dan menyampaikan buruknya pemerintahan di Kabupaten Kampar," kata juru bicara aksi tersebut, Anton di Pekanbaru, Selasa.
Ia mengatakan, ada empat orang yang dijahit mulutnya, yaitu Rahmat Yani, Ansor, Indra, dan Dapson. "Empat orang tersebut berangkat ke Jakarta dalam keadaan mulut yang sudah dijahit," ujarnya.
Perjalanan menuju ke Jakarta di perkirakan selama tiga hari, dan menurutnya, selama di perjalanan, mereka tidak akan makan hanya minum.
"Mudah mudahan kami semua sampai ke Jakarta dengan selamat," ujar Anton.
Ia berujar, aksi nekat ini merupakan bentuk kekecewaan terhadap pemerintahan Bupati Kampar, Jefry Noer. Nantinya di Jakarta mereka akan bertemu dengan Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla, selain itu, ia berujar akan mengunjungi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Mabes Polri.
"Kita akan bertemu dengan Presiden dan menyampaikan bagaimana pemerintahan Bupati Jefry Noer yang mengecewakan. Kemudian kami akan ke KPK guna mengusut sejumlah dugaan kasus korupsi dan juga akan ke Mabes Polri atas kasus istri Jefry Noer namun di SP3 oleh Polda Riau," ujarnya.
Sebelumnya diberitakan bahwa Polda Riau mengeluarkan Surat Perintah Penghentian Penyidikan (SP3) terhadap dugaan kasus penganiayaan terhadap dua petani di Kampar oleh istri Bupati Kampar.
"Kami akan beberkan apa yang terjadi di Kabupaten Kampar," ungkap Anton. (*)
Pewarta: Abdul Razak
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014