Akui meski itu salah karena kejujuran itu tidak ada duanya."

Jakarta (ANTARA News) - Anggota Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) di Hari Sumpah Pemuda punya pesan untuk kaum muda.

"Perkembangan teknologi sangat baik, tapi kita harus membatasi sesuatu yang berlebihan dari teknologi karena khawatir merugikan diri sendiri maupun orang lain," ujar salah seorang pejuang veteran Slamet M, ketika ditemui di Jakarta, Selasa.

Tontonan-tontonan di televisi, kata dia, juga tidak semua mendidik karena banyak yang melenceng dari norma kewajaran.

Ia mencontohkan sinetron-sinetron saat ini mengisahkan pelajar sekolah menengah sudah berpacaran, konflik hingga perkelahian yang dinilai sangat tidak mendidik.

"Pemuda sekarang kurang mengerti kebudayaan karena tontonan yang mendidik sangat jarang," kata pejuang yang masa mudanya dulu termasuk prajurit Para Komando tersebut.

Hal senada disampaikan S. Sairin, veteran kelahiran Purbalingga, 11 September 1930.

Ia berpesan kepada pemuda saat ini untuk lebih menghargai jasa pahlawan dengan cara berbuat positif dan tidak merugikan orang lain.

"Perkuat budaya bangsa ini dengan tidak membesar-besarkan karya bangsa barat. Sekarang banyak yang suka kebarat-baratan dan melupakan budaya asli Indonesia," katanya.

Veteran lainnya, H. Muhammad Yatiri, berharap pemuda sekarang lebih kreatif dan banyak membaca buku yang mengisahkan perjuangan merebut kemerdakaan, khususnya tentang Presiden RI I, Ir. Soekarno.

Pejuang asal Banten yang selama masa penjajahan berjuang di kawasan Karawang tersebut juga berpendapat anak muda harus lebih berani menyampaikan kebenaran ke publik dan menjauhi ancaman yang merugikan banyak pihak.

"Akui meski itu salah karena kejujuran itu tidak ada duanya. Satu lagi, jauhi narkoba, minuman keras dan sejenisnya," kata veteran kelahiran 5 Januari 1928 itu.

Sementara itu, veteran lainnya, Wimo Soemanto mengajak generasi-generasi penerus bangsa Indonesia harus mampu mengisi kemerdekaan dengan kecerdasan.

"Generasi yang pintar dan cerdas akan membawa bangsa ini menjadi maju dan sehat. Jangan mau harkat dan martabat bangsa ini diinjak-injak oleh bangsa lain. Sekarang saatnya bangkit dan berjuang," katanya.

Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014