Brasilia, Brasil (ANTARA News) - Presiden Dilma Rousseff, bekas gerilyawati sayap kiri yang pernah dipenjara dan disiksa oleh rezim militer Brasil, membuktikan reputasi kegigihannya dalam pertarungan keras kampanye yang membawanya memenangi kursi kepresidenan untuk kedua kalinya pada Minggu.

Rousseff, perempuan pertama yang menjadi presiden Brasil, mengalahkan pengusaha favorit dunia bisnis Aecio Neves dalam pemilihan umum yang berlangsung ketat.

Perempuan berusia 66 tahun itu dikenal sebagai manajer yang sungguh-sungguh dengan cakupan perintah menyeluruh, bahkan sampai ke kebijakan terkecil. Ia juga tak segan mencela menterinya di muka umum ketika mereka tidak bisa memenuhi standard kerjanya.

Ia menunjukkan semangat perjuangannya dalam kampanye pemilihan umum, sangat agresif menyerang Neves dan berhasil membalikkan hasil jajak pendapat.

Sebagai orang yang ahli ekonomi karena pengalaman, Rousseff membangun citra sebagai orang yang ulet dan efisien sebagai kepala staf bagi bekas presiden Luiz Inacio Lula da Silva, yang memilih dia sebagai pengganti setelah memimpin lebih dari delapan tahun dan membawa negaranya mengalahkan kemiskinan.

Tapi Rousseff, yang kurang memiliki kharisma alami seperti pendahulu dan mentornya, harus berperang menghadapi pemilih yang frustasi karena resesi, skandal korupsi, dan layanan publik yang buruk untuk mengamankan jabatan periode keduanya.

Di bawah pengawasan Lula, dia membangun gaya kampanye yang hangat selama pemilihan. Dia membuka diri berdiskusi dengan jurnalis dan pemilih tentang aktivitas masa senggangnya.

Dia suka "Game of Thrones" dan buku dan mengatakan "Saya tidak bisa tidur tanpa membaca". Ia bahkan mengaku pernah sekali "kabur" dari istana kepresidenan membonceng motor Harley-Davidson milik temannya dan melewati jalanan Brasilia tanpa dikenali.

Ketika lawan mencemooh dia pada pembukaan Piala Dunia bulan Juni dia meresponsnya dengan mengatakan "Saya sudah menghadapi situasi yang sangat sulit dalam hidup saya, termasuk serangan yang membawa saya sampai batas secara fisik. Tidak ada yang menghentikan langkah saya."

"Orang selalu berkata tentang perempuan yang berkuasa bahwa mereka keras, manajerial. Tapi Dilma adalah orang dengan rasa humor, menyenangkan, dan sangat peduli dan dermawan," kata Ieda Akselrud de Seixas, yang dipenjara bersama Rousseff pada tahun1970an.

Rousseff pun kmulai lebih sering menceritakan pengalaman saat mendekam di penjara di bawah rezim militer, topik yang sebelumnya dia dihindari.


Sesuatu yang berbeda

Lahir pada 14 Desember 1947 dari seorang ibu Brasil dan ayah pengusaha keturunan Bulgaria, Rousseff tumbuh di lingkungan kelas menengah yang nyaman di tenggara kota Belo Horizonte.

Setelah dewasa ia memilih berpolitik sebagai seorang penganut Marxisme untuk menentang kediktatoran pada 1964-1985.

Ia ditangkap pada Januari 1970 dan dijebloskan ke penjara karena dianggap terlibat dalam kegiatan bawah tanah dan bertanggung jawab atas aksi pembunuhan dan perampokan bank.

Hakim yang menyatakan dia bersalah menyebutnya "pendeta subversi", tulis jurnalis Ricardo Amaral dalam biografi yang menunjukkan Rousseff usia 22 tahun yang memandang hakim militer dengan tatapan sengit dari balik kacamatanya.

Setelah hampir tiga tahun berada di balik jeruji besi, tempat ia mengalami penyiksaan dengan kejutan listrik, Rousseff pun menghirup udara bebas pada akhir 1972.

Ia melanjutkan perjuangan politiknya dengan ikut membantu mendirikan Partai Buruh Demokratik (PDT) pada 1979, sebelum bergabung dengan Partai Pekerja pimpinan Lula da Silva pada 2000.

Ketika berkuasa pada 2003, Lula da Silva menunjuk Rousseff sebagai menteri energi dan pemimpin kabinet pada 2005.

Saat berkampanye untuk periode kedua pada 2010, Lula secara perlahan mencoba membawa Rousseff keluar dari bayang-bayang dirinya dan sebagai kader.

"Dia datang ke sini dengan komputer kecilnya," kata Lula setelah menunjuk Rousseff menempati pos kabinet pertamanya tahun 2003.

"Dia mulai bicara dan saya merasa ada yang berbeda dengan dia," katanya seperti dilansir kantor berita AFP.

Untuk membawa Rousseff keluar dari bayangannya dan menjadikan dia sorotan selama kampanye 2010, Lula memastikan Rousseff berada di sisinya ketika dia memorong pita untuk proyek-proyek publik besar.

Untuk memperhalus penampilannya yang terkesan lamban, Rousseff pun bersolek, memutihkan giginya, merias rambut, membuang kaca mata dan mengenakan lensa kontak, serta menghilangkan keriput di atas alisnya.

Efeknya membuat Roussef tampak lebih muda dari tahun sebelumnya, ketika dia didiagnosis mengidap kanker getang bening dan menjalani kemoterapi yang memaksa dia menutupi kehilangan rambut dengan wig.

Menurut dokter penyakit kanker yang diderita Rousseff sekarang sudah benar-benar pulih.

Rousseff, yang dua kali menikah, memiliki seorang putri Paula (30) dari hubungan selama 30 tahun dengan mantan suami dan rekan militan sayap kiri Carlos de Araujo. (Uu.A032)

Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2014