Sejak awal kami sudah fokus. Satu poin saja akan sayang jika terbuang

Jakarta (ANTARA News) - Pasangan ganda campuran Indonesia Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir meraih gelar juara pada nomor ganda campuran dalam turnamen French Open Super Series 2014 setelah menumbangkan pasangan Inggris Chris Adcock/Gabrielle Adcock di stadion Pierre De Coubertin Paris Prancis, Minggu waktu setempat.

Owi/Butet, sapaan pasangan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, menundukkan pasangan pebulu tangkis suami-istri itu dalam dua game langsung selama 33 menit dengan skor 21-9 dan 21-16.

"Jika kemenangan kami disebut mudah, sebenarnya tidak. Sejak awal kami sudah fokus. Satu poin saja akan sayang jika terbuang," kata Butet di Paris seperti dilansir Tim Humas dan Media Sosial Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI).

Butet mengakui babak semifinal melawan Xu Chen/Ma Jin memang lebih berat dibanding partai final. Tapi, pasangan Indonesia peraih Juara Dunia 2013 itu tidak ingin menyepelekan ganda campuran Inggris karena apa pun dapat terjadi ketika pertandingan.

"Permainan Chris/Gabrielle sudah mulai berkembang pada game kedua. Pertandingan itu menjadi pembelajaran bagi kami," kata Owi menambahkan.

Kemenangan Owi/Butet di nomor ganda campuran turnamen berhadiah total 275 dolar AS itu menjadi kemenangan satu-satunya Indonesia menyusul kegagalan tunggal putra Tommy Sugiarto dan ganda putra Hendra Aprida Gunawan/Andrei Adistia dalam babak semifinal yang berlangsung Sabtu waktu setempat.

Sementara, Tiongkok menjadi tim yang paling banyak menempatkan wakil-wakilnya sebagai juara dalam turnamen Prancis Terbuka 2014 dengan dua gelar juara pada dua nomor yaitu tunggal putri dan ganda putri.

Juara pada nomor tunggal putra diraih wakil Taiwan Chou Tien Chen dan nomor ganda putra oleh pasangan Denmark Carsten Modensen/Mathias Boe.

Ketua Umum PP PBSI Gita Wirjawan menyampaikan ucapa terima kasih untuk pasangan Owi/Butet karena telah mengharumkan nama Indonesia di Prancis.

"Semoga semangat Tontowi/Liliyana dalam berburu gelar juara dapat menjadi teladan untuk rekan-rekannya," kata Gita.

Pewarta: Imam Santoso
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014