Jakarta (ANTARA News) - Surya Aka Syahnagra terpilih secara aklamasi memimpin organisasi penggemar Rhoma Irama yang tergabung dalam Fans of Rhoma and Soneta (Forsa) periode 2014-2019 dalam musyawarah nasional I yang digelar di Jakarta, 24-25 Oktober 2014.
Dalam agenda pemilihan ketua umum yang berlangsung Sabtu dini hari, mayoritas peserta sidang yang terdiri dari utusan 20 Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) dan 66 Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Forsa, sepakat mempercayakan roda organisasi kepada Surya Aka.
"Ini amanah dan saya bersama pengurus nanti akan berusaha semaksimal mungkin mengembannya," ujar Surya Aka di Jakarta, Sabtu.
Selama kepemimpinannya lima tahun ke depan, kata dia, sejumlah rekomendasi dari hasil munas akan diwujudkannya, antara lain pendirian museum Soneta, mendukung Rhoma Irama dalam tabligh maupun konser, membantu aparat penegak hukum menindak tegas pembajakan lagu dan lainnya.
"Kami juga akan menjalankan amanat Rhoma Irama yang meminta Forsa menyosialisasikan kepada masyarakat untuk mengamalkan pesan di lagu-lagunya," katanya.
Pada agenda sidang komisi munas juga disepakati sejumlah hal penting, seperti anggaran dasar organisasi serta pembentukan DPW-DPC baru di Tanah Air.
"Pengembangan DPC istimewa di luar negeri juga sedang dipersiapkan, antara lain Malaysia, Korea Selatan, Jepang, Arab Saudi dan Amerika Serikat," katanya.
Surya Aka sebelumnya juga ditunjuk langsung oleh Rhoma Irama sebagai ketua umum Forsa sementara, tidak lama setelah terbentuknya Forsa pada November 2013 hingga pelaksanaan munas I digelar.
Di dunia musik, namanya tercatat sebagai Ketua Bidang Komunikasi dan Informasi Dewan Pimpinan Pusat Persatuan Artis Musik Melayu-Dangdut Indonesia (PAMMI).
Beberapa lagu dangdut juga telah diciptakannya sebagai bentuk eksistensinya di belantika musik Indonesia.
Selama periode 2010-2013, Surya Aka pernah duduk sebagai komisioner di Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Timur.
Profesinya sebagai seorang jurnalis selama puluhan tahun mengantarnya menjadi pemimpin redaksi televisi lokal di Jatim.
Alumnus S-2 Universitas Bhayangkara tersebut juga mengajar di sebuah sekolah tinggi ilmu komunikasi di Surabaya.
Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014