London (ANTARA News) - Lebih dari empat dasawarsa setelah menyatakan "Saya berharap mati sebelum tua", The Who merilis album studio pertama mereka setelah mengalami vakum selama 24 tahun, namun mendapat kritikan bahwa album baru mereka memperlihatkan usia mereka yang telah gaek. "Endless Wire" menampilkan hanya separuh stok lagu asli band itu, penyanyi Roger Daltrey (62 tahun) dan gitaris Pete Townshend (61 tahun) dan ditutup dengan opera rock pendek, "Wire And Glass". Album tersebut berupaya menyentuh berbagai isu, termasuk identitas keagamaan, melalui lagu-lagu seperti "Black Widow`s Eyes", yang menuturkan tentang seorang pria yang menyaksikan seorang wanita pembom bunuh diri dalam pembantaian di Beslan pada 2004, ketika 344 orang tewas, demikian menurut laporan AFP. "Wire And Glass" sendiri merupakan lompatan mundur stilistik ke masa gemilang The Who dan berbagai karyanya seperti "Tommy", kendatipun band itu saat ini menyanyikan tentang sebuah trio Katolik-Muslim-Yahudi yang berusaha menyatukan dunia lewat musik. Sebagian besar pers musik Inggris yang bersikap kritis tak menyambut gembira lagu-lagu baru itu, seperti Andy Gill dari Independent, yang menyebut "Wire And Glass" sebagai "fantasi gila-gilaan" yang "boleh jadi diimpikan rocker tua yang gagal di sebuah sanatorium." Namun di AS, sambutan terhadap album itu cukup baik, dengan majalah Rolling Stones memberikan empat bintang dari kemungkinan lima bintang, dengan memuji album tersebut sebagai "kebangkitan kembali The Who". Daltrey dan Townshend harus membangun kembali musik pengiring band itu selama beberapa dekade, menyusul kematian penabuh drum Keith Moon pada 1978 akibat overdosis narkoba dan pemetik bas gitar John Entwistle karena serangan jantung pada 2002. Di antara musisi yang ditampilkan pada album baru itu antara lain Zak Starjey, putra penabuh drum the Beatles, Ringo Star, yang telah menjadi pengganti de facto Moon dalam beberapa tahun belakangan ini. Sekalipun mengalami kekosongan yang panjang sejak album terakhir mereka, The Who tetap mempertahan eksistensi mereka dalam beberapa tahun ini. Musim panas lalu, mereka menjadi salah satu daya tarik konser Live 8 di London, dengan melantunkan lagu-lagu klasik andalan mereka, seperti "Won`t Get Fooled Again", dalam pergelaran yang disiarkan ke seluruh dunia itu. (*)
Copyright © ANTARA 2006