Satuan tugas FIFA memulai diskusi-diskusi pada September perihal pemilihan waktu penyelenggaraan ajang raksasa itu, ketika slot-slot Januari/Februari dan November/Desember dimasukkan sebagai tambahan untuk periode tradisional Juni/Juli, yang juga masuk dalam pertimbangan.
Bagaimanapaun, Asosiasi Klub-klub Eropa (ECA), yang pada September berkata bahwa diperlukan alasan-alasan "kuat dan menentukan" sebelum memindahkan turnamen itu dari musim panas, mengatakan bahwa pihaknya ingin menambahi April/Mei dalam daftar tersebut.
"ECA memang mempertimbangkan alternatif-alternatif untuk proposal-proposal November/Desember dan Januari/Februari," kata ECA dalam pernyataannya kepada Reuters.
"April/Mei terlihat sebagai opsi yang masuk akal. Proposal resmi kami dengan semua detail akan dipresentasikan dan didiskusikan pada pertemuan Satuan Tugas FIFA pada 3 November."
Presiden FIFA Sepp Blatter telah menolak opsi musim panas, bahkan meski itu masuk agenda satuan tugas. "Kami telah mengatakan sebelumnya bahwa kami tidak dapat bermain pada musim panas dengan suhu panas di Qatar," ucapnya pada September. "Kami harus bermain pada musim dingin."
Qatar mendapat hak menjadi tuan rumah turnamen 2022 dengan pemahaman bahwa kompetisi itu akan dimainkan pada musim panas, dan bahwa teknologi baru akan digunakan untuk mendinginkan stadion-stadion untuk mencapai suhu ideal untuk bermain sepak bola.
Teknologi merupakan bagian integral dalam proposal tersebut, dan panitia penyelenggara di Qatar telah menegaskan bahwa teknologi yang mereka miliki layak digunakan. ECA mencemaskan gangguan pada Piala Dunia musim dingin akan berdampak besar pada klub sepak bola di Eropa.
(Uu.H-RF/I015)
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014