Jakarta (ANTARA News) - Dukungan dari pihak keluarga baik itu orang tua, kerabat, dan suami, berperan penting bagi para penderita kanker payudara untuk berjuang melawan penyakitnya.
Konsultan bedah payudara, dr. Alfiah Amiruddin MD, MS, mengatakan, penderita kanker payudara umumnya mengalami kondisi fisik dan mental yang tidak stabil.
Menurut dia, dalam kondisi itulah penderita membutuhkan dukungan keluarganya. "Penderita kanker payudara umumnya fisik dan mentalnya tidak stabil, tak sedikit yang mengalami depresi," kata dia.
Alfiah mengatakan dukungan yang dibutuhkan ini di antaranya dalam bentuk sentuhan kasih sayang dan pengertian. Kemudian, dukungan keluarga juga bisa menentukan selesai atau tidaknya masa pengobatan penderita.
"Peranan keluarga dan lingkungan tidak kalah pentingnya, karena karena sebesar apapun treatment-nya, tentu besar juga peranan keluarga terutama partner (suami)," tambah dia.
Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, salah seorang yang pernah menderita kanker payudara, Dinda Nawangwulan, mengatakan, betapa dukungan suami memiliki peran dalam penyembuhan dirinya saat itu.
"Sebagai seorang survivor kanker payudara, saya merasakan sendiri betapa bersyukurnya mendapatkan dukungan terbesar dari pasangan hidup yang bisa menerima keadaan saya yang harus berjuang melawan kanker dan tetap setia menemani saya hingga berhasil melewati masa berat itu," kata dia.
Dinda yang saat itu terdiagnosa kanker payudara stadium satu, akhirnya harus menjalani operasi pengangkatan payudara kemudian melakukan rekonstruksi.
Dia menyadari, umumnya penderita akan secara emosional tidak stabil, merasa sedih, sendiri dan terlihat jelek secara fisik.
Stres dapat muncul bahkan sebelum mereka menjadi pasien, saat menunggu hasil laboratorium, melihat pasien lainnya yang telah botak, duduk di kursi roda dan mencium bau obat-obatan di rumah sakit.
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014