Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat sore melemah sebesar delapan poin menjadi Rp12.070 dibandingkan sebelumnya Rp12.062 per dolar AS.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, mengatakan penguatan rupiah tertahan terhadap dolar AS menyusul penurunan rata-rata klaim pengangguran Amerika Serikat yang mencerminkan bahwa pemulihan pasar tenaga kerja membaik.
"Klaim tunjangan penggangguran AS yang membaik dipandang bagus oleh investor karena merupakan salah satu indikator bagi pertumbuhan ekonomi sehingga mendorong penguatan dolar AS," katanya.
Kendati demikian, lanjut dia, penguatan mata uang dolar AS masih cenderung tertahan seiring investor juga masih menantikan data AS, seperti data penjualan rumah baru, jika data perumahan itu lebih rendah dari perkiraan maka bisa menekan turun nilai tukar dolar AS.
Ia menambahkan bahwa sentimen dari dalam negeri terkait penaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi juga dapat berdampak positif bagi rupiah karena dapat menyehatkan neraca transaksi berjalan.
"Diharapkan perbaikan neraca perdagangan dapat terus berlanjut, membaiknya neraca keuangan Indonesia maka akan membuat kepercayaan investor terhadap Indonesia semakin membaik dan dampaknya akan positif bagi rupiah ke depannya," katanya.
Sementara itu kurs tengah Bank Indonesia pada hari Jumat ini (24/10), tercatat mata uang rupiah bergerak melemah menjadi Rp12.065 dibandingkan posisi sebelumnya di Rp12.034 per dolar AS.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014