Jakarta (ANTARA News) - Kapolri Jenderal Pol Sutanto, mengatakan Polri akan berusaha mencegah para tersangka kasus Poso, Sulawesi Tengah, lari ke luar negeri. "Kita siap bekerja sama dengan (aparat berwenang) negara lain," kata Sutanto kepada pers, seusai menghadiri Peringatan Hari Pahlawan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan, Jumat, yang dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Sutanto mengemukakan hal itu ketika ditanya wartawan apakah Polri akan bekerja sama dengan polisi negara tetangga, seperti Philipina dan Malaysia, untuk mencegah kaburnya para tersangka kasus tindakan kekerasan di Poso. Kapolri sendiri lebih mengharapkan para tersangka secara sukarela menyerahkan diri kepada aparat penegak hukum daripada polisi terpaksa menangkap mereka. "Kalau mereka bersembunyi maka akan kita cari. Tapi kalau mereka menyerahkan diri kita menyambut baik hal itu," kata Sutanto. Ia juga menyebutkan pemerintah tidak akan menetapkan batas waktu penyerahan diri para tersangka kasus kekerasan tersebut sebagai posisi tawar-menawar. Sebelumnya, seperti dikutip Kompas (6/11), pihak Polri akan menangkap sendiri 29 buronan jika Ketua Forum Silaturahim Perjuangan Umat Islam Poso, Adnan Arsal, tidak menyerahkan para buronan itu hingga Selasa pekan depan. Akhir pekan lalu, seusai bertemu Wakil Presiden Jusuf Kalla, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Hasyim Muzadi mengemukakan untuk menyelesaikan persoalan Poso, seluruh orang yang melakukan kekerasan dan menjadi sumber kekerasan dari semua kelompok agama harus dikeluarkan dari Poso. "Semua, baik yang Islam, Katolik dan Kristen. Soal bagaimana caranya, tentunya pemerintah yang punya metode untuk itu," ujarnya. Hal itu perlu dilakukan karena diindikasikan pihak yang melakukan kekerasan di Poso adalah orang-orang yang berasal dari luar daerah. Jadi, Hasyim kembali menegaskan, kuncinya adalah semua ekstremis di Poso harus dikeluarkan dari dan kemudian baru diisi oleh pasukan perdamaian. "Dengan begitu, nantinya, bila diindikasikan ada penyusupan, maka bisa dibersihkan berikutnya," katanya. (*)
Copyright © ANTARA 2006