Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antar-bank Jakarta, Jumat pagi, menguat menjadi Rp9.115/9.119 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.120/9.121 atau naik tipis dua poin. "Menguatnya rupiah itu didukung oleh melemahnya dolar AS di pasar regional, setelah bank sentral China merencanakan akan melepas cadangan dolarnya yang sangat besar ke pasar," kata Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib, di Jakarta, Jumat. Dia mengatakan pasar tidak optimis atas rencana Bank sentral China itu, namun ketidakpastian itu menekan dolar AS dan memicu euro menguat di pasar regional. Dolar AS di pasar regional turun menjadi 1,2835 dari sebelumnya 1,2849 euro, euro terhadap yen jadi 151,48 dari 151,20 dan dolar terhadap yen jadi 117,80. Kondisi ini memicu rupiah menguat, meski kenaikannya relatif kecil, namun pasar menyambut positif terhadap rencana bank sentral China itu, katanya. Rupiah, lanjut Kostaman Thayib, pergerakannya agak tertahan akibat merosotnya pasar saham, setelah harga minyak mentah dunia menguat dan berada di atas level 60 dolar AS per barel. Namun faktor positif itu agak lebih kuat, sehingga masih dapat memicu rupiah menguat tipis, ujarnya. Meski demikian, katanya rupiah masih ada peluang untuk menguat lebih jauh pada perdagangan sore nanti, apabila pelaku pasar aktif memburu yen dan euro. Dia mengungkapkan rupiah sebenarnya sudah cukup stabil, karena berada dalam kisaran yang sempit antara Rp9.050 sampai Rp9.100 per dolar AS, apalagi Bank Indonesia (BI) pada tahun depan tetap menerapkan kebijakan yang hati-hati. Pasar juga telah mengantisipasi penurunan BI Rate yang sampai saat ini mencapai 10,25 persen, sehingga pergerakan rupiah masih tetap dalam kisaran yang dinilai aman. Karena itu, rupiah sampai saat ini tetap terjaga meski cenderung agak melemah dalam dua pekan lalu, namun koreksi yang terjadi relatif kecil, tuturnya. (*)

Copyright © ANTARA 2006