Kita tetap tidak menginginkan pengungsi masuk ke desa mereka, karena hal ini sangat berbahaya dan rawan terkena lontaran material erupsi Gunung Sinabung."
Medan (ANTARA News) - Sejumlah petugas keamanan masih terus mengawasi zona merah atau daerah berbahaya akibat erupsi Gunung Sinabung, Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara, agar tidak dimasuki pengungsi yang pulang ke rumah mereka.
Sekretaris Badan Pananggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karo, Jhonson Tarigan dihubungi dari Medan, Kamis malam, mengatakan zona merah tersebut, tetap dilarang untuk dimasuki pengungsi Sinabung yang tinggal di penampungan.
Sebab, menurut, daerah yang berbahaya dan rawan terkena material erupsi Gunung Sinabung tersebut, hanya berjarak 4 Km dari kawah yang sering mengeluarkan awan panas.
"Daerah berbahaya erupsi Gunung Sinabung yakni, Desa Sukameriah, Desa Bekerah dan Desa Simacem, serta seluruh penduduknya telah diungsikan di 16 lokasi penampungan di Kabupaten Karo, serta Kabanjahe," ujarnya.
Jhonson mengatakan, ketiga desa yang masuk zona merah itu, saat ini dalam keadaan kosong dan warga juga tidak ada, serta tinggal di penampungan yang disediakan Pemkab Karo.
Namun, petugas keamanan juga tetap berjaga-jaga dan tidak berapa jauh dari kawasan daerah berbahaya itu. Mana tahu ada pengungsi Sinabung yang mencoba masuk untuk melihat rumah mereka yang ditinggalkan cukup lama.
"Kita tetap tidak menginginkan pengungsi masuk ke desa mereka, karena hal ini sangat berbahaya dan rawan terkena lontaran material erupsi Gunung Sinabung," kata mantan Kabag Humas Pemkab Karo.
Oleh karena itu, jelasnya, petugas keamanan tetap ada yang menjaga dan memantau situasi desa yang sudah ditinggalkan warganya.
"Larangan pengungsi untuk memasuki ke zona merah itu, adalah untuk kepentingan pengamanan dan jangan ada warga yang terkena awan panas," katanya.
Saat ini, kata Jhonson, jumlah pengungsi erupsi Gunung Sinabung yang tinggal di penampungan tercatat sebanyak 3.287 jiwa atau 1.019 kepala keluarga (KK).
Sebelumnya, terjadi erupsi gunung Sinabung Kabupaten Karo, Kamis, sekira pukul 10.46 WIB. Terjadi awan panas guguran dari puncak dengan jarak luncur sejauh 3.000 meter ke arah Selatan.
Tinggi kolom abu awan panas 1.000 meter,lama erupsi sekitar 229 detik, dan arah angin adalah ke Timur.
Kemudian, pada pukul 09.09 WIB, terjadi awan panas guguran dari puncak dengan jarak luncur sejauh 3.000 meter ke arah Selatan.
Tinggi kolom abu awan panas 1.000 meter, lama erupsi 189 detik, dan arah angin ke Timur Laut. (*)
Pewarta: Munawar Mandailing
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014