Bogor (ANTARA News) - Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto berjanji pemerintahannya akan terus fokus membenahi masalah kemacetan di kota tersebut yang selama 10 tahun terakhir mengalami penurunan laju kecepatan kendaraan.
"Masalah transportasi sudah menjadi skala prioritas Pemerintah Kota Bogor. Kita akan tetap fokus mengurai masalah kemacetan," kata Bima Arya di Bogor, Kamis.
Pernyataan tersebut disampaikan Bima menyusul klarifikasi yang dikeluarkan oleh Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Perhubungan Darat dan Perkeretaapian Kementerian Perhubungan tentang kemacetan di Kota Bogor.
Dalam keterangan persnya, Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Perhubungan Darat dan Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, M Yugi Hartiman menyebutkan pemberitaan terkait pemeringkatan kota macet di Indonesia tidak sesuai dengan substansi.
Ia menjelaskan, pada 21 Oktober 2014 bertempat di Hotel Milenium Jakarta, Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan Kementerian Perhubungan hadir sebagai narasumber dalam forum wartawan perhubungan pada forum diskusi tentang rencana penerapan "elektronic road pricing" (ERP) di Indonesia.
Dalam forum tersebut, lanjut Yugi, dibahas rencana penerapan ERP untuk membatasi lalu lintas, dengan menggunakan data lalu lintas Direktorat BSTP Ditjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Tahun 2010.
Yugi menegaskan bawah pada forum tersebut tidak membahas masalah kemacetan lalu lintas maupun pemeringkatan kota-kota macet di Indonesia.
"Pemberitaan terkait pemeringkatan kota macet di Indonesia yang antara lain menempatkan Kota Bogor sebagai kota termacet tidak sesuai dengan hasil diskusi pada forum wartawan perhubungan tersebut," kata Yugi.
Berdasar pemberitaan di sejumlah media massa tiga hari terakhir, disebutkan bahwa Kota Bogor menempati urutan teratas sebagai kota dengan volume to capacity (vc) ratio tertinggi di Indonesia dengan angka 0,86 (15,32 km per jam).
Berdasarkan data yang dikeluarkan Kementerian Perhubungan, dengan kata lain, Kota Bogor merupakan kota termacet dalam pemeringkatan kota dengan lalu lintas terpadat di Indonesia.
"Pihak kami belum pernah merilis pemeringkatan kota-kota macet di Indonesia," kata Yugi.
Menanggapi hal tersebut, Pemerintah Kota Bogor mempertanyakan metodologi yang digunakan dalam mengukur tingkat kemacetan di kota tersebut.
Bima menegaskan, bahwa tanpa pemeringkatan tersebut, Pemerintah Kota Bogor tetap akan bekerja mengurai masalah kemacetan di kota tersebut.
"Masalah transportasi sudah menjadi skala prioritas Pemerintah Kota Bogor," kata Bima.
Beberapa program yang disiapkan oleh Pemerintah Kota Bogor dalam mengurai permasalahan kemacetan yakni dengan penertiban pedagang kaki lima, optimalisasi Terminal Baranangsiang, pembangunan areal parkir dengan sistem "park and ride" serta pembangunan Stasiun Sukaresmi untuk menampung penumpang dari wilayah Kabupaten Bogor.
Pewarta: Laily Rahmawati
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014