Washington (ANTARA News) - Topan besar dan berputar-putar dengan inti yang berkembang cepat mengambang di kutub selatan planet Saturnus, untuk pertama kali topan yang benar-benar menyerupai badai telah terdeteksi di satu planet selain Bumi, demikian gambar yang disiarkan NASA, Kamis. Topan besar tersebut mengelilingi planet itu dengan diameter 8.000 kilometer, berukuran sekitar dua pertiga garis tengah Bumi, dengan angin berputar searah jarum jam dengan kecepatan sekitar 550 kilometer per jam. Bintik Merah Besar di planet Jupiter, yang bergerak bertentangan dengan arah jarum jam, jauh lebih besar, tapi tak seperti badai karena fenomena itu tak memiliki dinding-mata dan mata khusus. Citra yang disiarkan NASA diambil selama masa tiga jam pada 11 Oktober oleh kapal antariksa lembaga ruang angkasa AS tersebut Cassini saat pesawat itu bergerak sekitar 340.000 kilometer dari planet tersebut sebagai bagian dari eksplorasi ke Saturnus dan bulan-bulannya. Michael Flasar, ahli astrofisika yang terlibat dalam misi di Pusat Penerbangan Antariksa Goddard NASA di Greenbelt, Maryland, mengatakan topan itu kelihatan seperti air yang berputar menuruni saluran di bak mandi, hanya saja ukuran sangat besar. "Kami tak pernah menyaksikan yang seperti ini sebelumnya," kata Flasar dalam suatu wawancara. "Ini adalah topan yang kelihatan luar biasa." Saturnus, planet terbesar kedua dalam Sistem Matahari dengan diameter garis tengah 119.000 kilometer dan yang keenam dari Matahari, terletak sekitar 1,2 miliar kilometer dari Bumi. Topan di kutub selatannya jauh lebih besar dibandingkan dengan badai di Bumi. Topan tersebut memiliki mata yang berkembang dengan baik dan dikelilingi oleh awan yang membubung tinggi sampai 30-75 kilometer di atas pusatnya yang gelap, dua sampai lima kali lebih tinggi dibandingkan dengan awan dalam badai dan topan-badai, kata NASA. Citra khusus badai di Bumi adalah awal dengan dinding-mata yang terbentuk ketika udara lembab mengalir ke arah depan melintasi permukaan samudra, dan membubung secara vertikal dan mengakibatkan hujan lebat di sekitar suatu daerah melingkar pada udara yang bergerak turun dan merupakan matanya. Para ilmuwan mengatakan tak jelas apakah topan di Saturnus merupakan sistem yang digerakkan oleh air. Topan itu berbeda dengan badai di Bumi, sebagian karena topan tersebut tetap berada di kutub dan tak berpindah seperti topan yang bergerak di Bumi dan karena topan itu tak terbentuk dari cairan samudra. Saturnus adalah planet gas, kata NASA. "Itu kelihatan seperti badai, tapi tak berprilaku seperti badai," kata Andrew Ingersoll, anggota tim pengambilan gambar Cassini di California Institute of Technology di Pasadena, dalam suatu pernyataan. "Apa pun itu, kamia akan memusatkan perhatian pada mata topan ini dan mencaritahu mengapa fenomena tersebut ada di sana," katanya. Flasar mengatakan para ilmuwan memiliki pekerjaan lain untuk memahami topan Saturnus itu. "Saya berharap bahwa sementara kami menebak-tebaknya, topan tersebut bahkan akan menjadi lebih menarik karena kami mulai menghubungkan titik-titik di otak kami. Tetapi sekarang ini, belum ada kepastian," kata Flasar, seperti dilansir AFP. "Kami semua saling berargumentasi mengenai apa itu sebenarnya," tambahnya. (*)

Copyright © ANTARA 2006