Jakarta (ANTARA News) - Kota Solo, Jawa Tengah oleh Komisi Disiplin (Komdis) PSSI dilarang menjadi tuan rumah pertandingan sepak bola setelah terjadi kerusuhan suporter saat pertandingan Persis melawan Martapura FC di Stadion Manahan, Solo, Rabu (22/10).
Kerusuhan tersebut mengakibatkan salah satu suporter Persis Solo meninggal dunia. Kasus ini merupakan yang kedua dalam beberapa pekan terakhir. Sebelumnya suporter PSCS Cilacap juga meninggal setelah terjadi kerusuhan dengan suporter PSS Sleman.
"Atas laporan dari PT Liga Indonesia serta menaruh simpati atas meninggalnya suporter, Komdis memutuskan Solo dilarang menjadi tuan rumah pertandingan sepak bola terhitung hari ini hingga enam bulan kedepan," kata Ketua Komdis Hinca Panjaitan di Kantor PSSI Senayan, Jakarta, Kamis.
Dengan ada larangan ini, kata Hinca, diharapkan suporter Persis Solo untuk instropeksi diri dan segera mengembalikan jati diri sepak bola yaitu persaudaraan bukan perselisihan yang akhirnya bisa mengakibatkan korban jiwa.
"Kita akan terus lihat perkembangannya. Yang jelas tidak hanya untuk Persis saja. Pertandingan yang digelar oleh PSSI tidak boleh dilakukan di Solo hingga enam bulan kedepan," kata Hinca dengan tegas.
Pria yang juga berprofesi sebagai penasehat hukum itu menjelaskan, kasus yang terjadi di Solo ini masih ada benang merahnya dengan yang terjadi di Sleman. Oleh karena itu pihaknya meminta kepada suporetr untuk menghindarkan diri dari kerusuhan yang merugikan banyak pihak.
"Kami juga meminta pihak kepolisian untuk bertindak tegas jika suporter melakukan tidakan melawan hukum," kata politisi Partai Demokrat itu.
Kerusuhan di Solo terjadi saat tuan rumah Persis Solo ditahan imbang 1-1 oleh Martapura FC. Hasil ini membuat tim kebanggaan warga Solo ini gagal melangkah ke semifinal Divisi Utama. Selain itu kepemimpinan wasit juga dinilai jadi pemicu terjadinya kerusuhan.
Tidakan kurang terpuji itu tidak hanya terjadi didalam stadion. Diluar stadion, suporter yang kecewa juga melampiaskan kekecewaannya dengan merusak kendaraan yang ditumpangi pemain Martapura FC serta beberapa kendaraan milik aparat keamanan.
Pewarta: Bayu Kuncahyo
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014