"Kami mengapresiasi kepada seluruh seniman rupa yang kembali memamerkan karya-karya seni yang unik dan berkualitas," katanya di Jakarta usai membuka Pameran Patung Indonesia yang ajan berlangsung hingga 10 November 2014.
Ia mengatakan pergelaran pameran seni patung tahun ini merupakan pameran yang besar, karena diikuti 53 seniman patung terkenal di Indonesia yang memamerkan 100 karya-karya seni patung yang khas dan terbedakan.
"Kami terus berupaya agar pergelaran seni rupa ini berjalan dengan baik, yaitu merehabilitasi gedung kesenian yang lebih memadai," ujarnya.
Menurut dia, saat ini, sarana dan prasara di Gedung Galeri Nasional Indonesia perlu ditingkatkan agar para seniman lebih leluasa memamerkan karya seninya kepada masyarakat.
"Sebetulnya, tahun ini anggaran rehabilitas gedung sudah disetujui, namun karena keterlambatan teknis, terpaksa anggaran gedung ini diundur tahun depan," ujarnya.
Pameran tiga tahunan ini sebelumnya digelar pada 2011 dengan tema Ekspansi sedangkan pameran Trienal Seni Patung Indonesia 2014 mengusung tema Versi yang digagas oleh tim kurator yaitu Rizki A. Zaelani, Asmudjo J. Irianto, Asikin Hasan, serta Asisten kurator Bayu Genia Krishbie.
Istilah Versi diangkat sebagai penunjukan perluasan praktik dan teorisasi keterampilan kerja yang bersifat manual dan teknis, atau berkarya dengan metode eksprementasi yang mendukung tradisi pemikiran dan konsepsional.
Perkembangan seni patung mutakhir Indonesia yang merangkul berbagai Versi tersebut diejawantahkan dalam karya seni patung tiga dimensional hasil karya olah cipta 53 perupa patung kenamaan dari seluruh Indonesia , diantaranya Sunaryo, Nyoman Nuarta, Dolorosa Sinaga, Anusapati, Entang Wiharso, Noor Ibrahim dan lainnya.
"Mudah-mudahan dengan adanya pergelaran pameran patung ini, akan membangkitkan semangat seniman untuk menciptakan karya-karya berkualitas dan menjadi motivasi seniman-seniman muda untuk berkarya menciptakan karya seni bernilai tinggi," ujarnya.
Pewarta: Aprionis
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014